Puisi: Cambuk Cimanuk (Karya Lasinta Ari Nendra Wibawa)

Puisi "Cambuk Cimanuk" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menggambarkan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam, terutama dalam konteks sungai ...
Cambuk Cimanuk

Yang mengaliri sawah ladang dan bak mandimu adalah aku
urat sepanjang 180 kilometer yang membelah sekujur kotamu
dari garut, sumedang, majalengka, cirebon sampai indramayu
dari tapak kaki papandayan setinggi 1200 dpl aku berhulu

Sementara perjalananku menjadi langkah paling suci
seumpama darah yang setia mengaliri urat nadi
menghapus lekang tanahmu atas nama irigasi
menumbuhkan berhektar-hektar bulir padi

Maka saat perutku tiba-tiba mulai mengandung
kau serta merta memasang wajah murung
cemas saat aku datang tanpa terbendung
lalu tangismu pecah tanpa mampu kau urung

Sebab begitulah setiap suasana
langit perak bisa tiba-tiba berwarna tembaga
lalu hujan memenuhi doa-doa purba
sedang kau lupa rimba telah menjelma lapangan bola

Percayalah bahwasanya tak ada yang bernama banjir
kecuali air yang canggung kemana mencari hilir
bukankah dengan beton-betonmu kau bisa membendung
dengan demikian kau bisa sedikit mengambil untung

Dengan turbin raksasa kau bisa lebih berbangga
menukar murkaku menjadi kerlip lampu kota
sampai tak perlu lagi ada isak tangis cedera
kau bisa leluasa menonton telenovela

Sesekali belajarlah dari lembar-lembar sejarah
dari sana kau bisa bijak mengambil petuah
bahwa sebusuk-busuknya air bah
jauh lebih wangi ketimbang tumpukan sampah

Sampai kau bisa merasa beruntung
memahami hakikat pepohonan di kaki gunung

Tak lagi melihatnya sebagai kursi meja atau relief patung
kecuali kelak kau menghendaki nasib yang lebih buntung

Percayalah bahwasanya musibah adalah cambuk
pijar bagi semangat agar tak mudah melapuk
hidup adalah kisah-kisah yang bertumpuk
sayang bila diisi kisah bulan yang dirindu seekor pungguk.


Analisis Puisi:
Puisi "Cambuk Cimanuk" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa adalah sebuah karya yang menggambarkan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam, terutama dalam konteks sungai Cimanuk di Jawa Barat.

Personifikasi Sungai Cimanuk: Sungai Cimanuk digambarkan sebagai entitas yang hidup dan memiliki kehidupan sendiri. Dalam puisi, sungai digambarkan memiliki "urat" yang panjangnya mencapai 180 kilometer, dan perjalanannya dianggap sebagai langkah yang suci.

Hubungan Manusia dan Alam: Puisi ini mencerminkan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam. Sungai Cimanuk dipandang sebagai sumber kehidupan yang memberi air untuk mengaliri sawah ladang dan bak mandi. Namun, ketika sungai ini meluap dan menyebabkan banjir, manusia cemas dan takut akan dampaknya.

Kritik terhadap Pembangunan: Puisi ini mengkritik pendekatan manusia terhadap alam, terutama dalam hal pembangunan. Pembangunan infrastruktur seperti beton dan turbin di sungai dianggap sebagai tindakan manusia untuk mengendalikan alam, namun terkadang hal ini malah menimbulkan masalah baru, seperti banjir.

Refleksi Sejarah dan Kebijaksanaan: Puisi mengajak untuk belajar dari sejarah dan bijaksana dalam menghadapi musibah alam. Sungai yang meluap dianggap sebagai cambuk yang mengingatkan manusia untuk tidak melupakan ketergantungan mereka pada alam dan untuk bijaksana dalam menghadapinya.

Filosofi Hidup: Puisi ini juga mengajak untuk merenungkan makna hidup dan tantangan yang dihadapi. Musibah dan kesulitan dianggap sebagai cambuk yang memacu semangat manusia agar tidak mudah menyerah dan melapuk dalam menghadapi kehidupan.

Kritik terhadap Materialisme: Dalam puisi ini, pembangunan materialistik dianggap sebagai penghalang bagi manusia untuk benar-benar memahami dan menghargai alam. Manusia diingatkan untuk tidak melihat alam hanya sebagai sumber keuntungan material semata, tetapi juga sebagai bagian yang hidup dan memiliki nilai yang lebih dalam.

Dengan menggambarkan hubungan manusia dan alam, serta memberikan refleksi tentang makna hidup dan kebijaksanaan dalam menghadapi musibah, puisi "Cambuk Cimanuk" memberikan pesan yang dalam dan memicu pembaca untuk merenungkan peran mereka dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

"Puisi Lasinta Ari Nendra Wibawa"
Puisi: Cambuk Cimanuk
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.