Analisis Puisi:
Puisi "Cahaya Ilahi" karya Lasinta Ari Nendra Wibawa menghadirkan gambaran tentang kekuatan dan keajaiban cahaya yang datang dari sumber ilahi.
Simbolisme Cahaya: Cahaya dalam puisi ini merupakan simbol dari kebijaksanaan, pencerahan, dan kehadiran spiritual yang membawa harapan dan transformasi. Cahaya yang disebutkan di sini tidak hanya berasal dari matahari, tetapi juga dari kekuatan ilahi yang lebih besar.
Jiwa-jiwa Terdampar: Penyair menggambarkan jiwa-jiwa yang terdampar oleh kekerasan dan kekasaran kehidupan. Mereka mungkin telah mengalami kesulitan dan kegelapan yang dalam, tetapi puisi ini menawarkan harapan akan kehadiran cahaya ilahi yang dapat menerangi jalan mereka.
Perbandingan dengan Daun Kering: Penyair menggunakan perumpamaan dedaunan kering yang menjadi humus untuk menggambarkan proses transformasi dan penyuburan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Hal ini mengisyaratkan bahwa meskipun seseorang mungkin telah mengalami masa-masa sulit dan gelap, tetapi ada potensi untuk pertumbuhan dan pembaharuan.
Pengakuan akan Kekuatan Ilahi: Penyair menyoroti pentingnya menyadari kehadiran dan kekuatan Ilahi dalam kehidupan manusia. Cahaya Ilahi dipandang sebagai sumber kebijaksanaan dan pencerahan yang dapat membantu seseorang mengatasi kesulitan dan menemukan jalan keluar dari kegelapan.
Transformasi Menjadi Tunas Muda: Puisi ini menyiratkan bahwa kehadiran Cahaya Ilahi dapat membantu seseorang untuk bertumbuh dan berkembang seperti tunas muda yang segar. Ini merupakan gambaran tentang pembaharuan dan perubahan positif yang mungkin terjadi dalam kehidupan seseorang ketika mereka terhubung dengan sumber spiritual yang lebih tinggi.
Puisi "Cahaya Ilahi" adalah sebuah puisi yang menginspirasi dan memberikan pesan tentang harapan, transformasi, dan kebijaksanaan spiritual. Penyair mengajak pembaca untuk menyadari kehadiran cahaya yang menerangi kegelapan, serta memahami bahwa kekuatan ilahi dapat membawa pembaharuan dan pertumbuhan dalam kehidupan manusia.
Karya: Lasinta Ari Nendra Wibawa