Puisi: Bukti dan Saksi Keberadaan (Karya Muhammad Rois Rinaldi)

Puisi "Bukti dan Saksi Keberadaan" menggambarkan dampak dari pengkhianatan dan dorongan untuk memperbaiki keadaan.
Bukti dan Saksi Keberadaan

Kitalah bukti dan saksi pencurian hasil bumi
darat dan laut beroramakan pengkhianatan
kayu-kayu tak dibiarkan menetapi tanahnya
ikan-ikan merenangi lautan asing.

Kitalah bukti dan saksi perdagangan harga diri
ribuan paduan suara menyanyikan lagu kebangsaan
: INDONESIA RAYA, sumbang!
Sanjungan untuk inspektur upacara kemerdekaan
: pengkhianat yang lari dari medan perang itu.

Bangsa ini kawan, lahir dari darah dan airmata
tigaratus limapuluh tahun sejarah perjuangan terbentang
nenek moyangmu gugur di hutan, tenggelam di dasar lautan
kita menjadi bukti dan saksi anak cucu pejuang menjadi pecundang!

Bangkit!
Bangkit sebelum bangsa ini menjadi panggung lelucon
hentikan kepura-puraan dalam upacara kemerdekaan
bungkam suara-suara sumbang yang diperdagangkan
kita, kita kawan yang tertinggal dalam bentang keberadaan.

Cilegon, Banten, 28-11-2011

Analisis Puisi:

Puisi "Bukti dan Saksi Keberadaan" karya Muhammad Rois Rinaldi adalah sebuah karya yang kuat dan penuh pernyataan. Dengan nada yang tegas dan kritik yang tajam, puisi ini menggambarkan kemarahan dan kekecewaan terhadap keadaan bangsa dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai perjuangan kemerdekaan.

Tema dan Pesan

  • Pengkhianatan terhadap Sumber Daya Alam dan Identitas: Puisi ini mengangkat tema pengkhianatan terhadap sumber daya alam dan harga diri. Rinaldi menyoroti bagaimana kekayaan alam, baik dari darat maupun laut, telah dicuri dan dibiarkan hilang. Ia menilai bahwa pengelolaan sumber daya alam telah dicederai oleh praktik-praktik yang merugikan, seperti penebangan liar dan eksploitasi berlebihan, yang mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat lokal.
  • Kritik terhadap Nasionalisme Semu: Puisi ini juga mengkritik nasionalisme semu dan hipokrisi dalam perayaan kemerdekaan. Dengan menyinggung lagu kebangsaan dan upacara kemerdekaan, Rinaldi menunjukkan bahwa perayaan tersebut telah kehilangan makna sejatinya. Kritik ini diarahkan pada mereka yang dianggap sebagai pengkhianat—mereka yang menikmati simbol kemerdekaan sementara melupakan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
  • Keberanian untuk Bangkit: Tema lain yang kuat dalam puisi ini adalah seruan untuk bangkit. Rinaldi mengajak bangsa untuk berhenti berpura-pura dan mulai bertindak dengan jujur terhadap keadaan yang ada. Ada dorongan untuk menghadapi realitas dan memperbaiki kesalahan, agar bangsa tidak menjadi lelucon dan simbol kemunduran.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Bahasa Kritis dan Provokatif: Rinaldi menggunakan bahasa yang kritis dan provokatif untuk menyampaikan pesan-pesannya. Kata-kata seperti "pencurian hasil bumi," "pengkhianatan," dan "sumbang" memberikan kesan tegas dan mengejutkan. Pilihan kata ini memperkuat kritik sosial dan politik yang diungkapkan dalam puisi.
  • Struktur Naratif dan Retoris: Puisi ini memiliki struktur naratif dan retoris yang kuat. Rinaldi mengatur puisi dalam bentuk pernyataan langsung dan seruan, dengan pola yang membangun intensitas. Struktur ini membantu menekankan pesan utama puisi dan membuat pembaca merasa terlibat dalam argumentasi yang disampaikan.
  • Imajeri dan Simbolisme: Meskipun puisi ini lebih fokus pada kritik sosial, Rinaldi juga menggunakan imajeri dan simbolisme untuk memperkuat pesan-pesannya. Misalnya, "kayu-kayu tak dibiarkan menetapi tanahnya" dan "ikan-ikan merenangi lautan asing" adalah simbol-simbol dari kerusakan ekologis dan kehilangan identitas. Imajeri ini menciptakan gambaran yang kuat dan membantu pembaca memahami dampak dari pengkhianatan tersebut.

Makna

  • Pengkhianatan terhadap Perjuangan Kemerdekaan: Puisi ini mengungkapkan rasa kekecewaan dan kemarahan terhadap pengkhianatan terhadap perjuangan kemerdekaan. Rinaldi menilai bahwa bangsa telah menyimpang dari prinsip-prinsip kemerdekaan yang asli dan malah terjebak dalam praktik-praktik yang merugikan. Ini adalah panggilan untuk menyadari dan memperbaiki kesalahan tersebut.
  • Kebutuhan akan Reformasi: Ada seruan mendalam untuk melakukan reformasi dan perubahan. Rinaldi mendorong pembaca untuk menghentikan kepura-puraan dan mulai bertindak secara nyata. Ini adalah dorongan untuk bangkit dan mengatasi masalah dengan cara yang efektif, alih-alih hanya merayakan simbolisme semu.
  • Identitas dan Martabat Bangsa: Puisi ini menekankan pentingnya identitas dan martabat bangsa. Dengan menyebutkan bahwa bangsa menjadi "pecundang," Rinaldi menyoroti bagaimana kehilangan nilai-nilai perjuangan dan identitas dapat merusak kehormatan dan martabat sebuah bangsa. Ini adalah panggilan untuk kembali ke nilai-nilai dasar dan memperjuangkan keadilan serta kebenaran.
Puisi "Bukti dan Saksi Keberadaan" karya Muhammad Rois Rinaldi adalah sebuah karya yang kuat dan penuh pernyataan. Dengan kritik yang tajam terhadap pengkhianatan terhadap sumber daya alam dan nasionalisme semu, serta seruan untuk bangkit dan melakukan reformasi, puisi ini menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya integritas dan kejujuran dalam perjuangan kemerdekaan. Rinaldi menggunakan bahasa yang kritis dan simbolisme yang kuat untuk menggambarkan dampak dari pengkhianatan dan dorongan untuk memperbaiki keadaan. Puisi ini adalah panggilan untuk introspeksi dan perubahan, dengan harapan bahwa bangsa dapat kembali kepada prinsip-prinsip dasar dan membangun masa depan yang lebih baik dan lebih adil.

Muhammad Rois Rinaldi
Puisi: Bukti dan Saksi Keberadaan
Karya: Muhammad Rois Rinaldi

Biodata Muhammad Rois Rinaldi:
  • Muhammad Rois Rinaldi lahir pada tanggal 8 Mei 1988 di Banten, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.