Puisi: Bordeaux (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Bordeaux" karya Kinanthi Anggraini adalah penghormatan yang indah kepada Bordeaux, merayakan kontribusinya dalam sejarah, budaya, dan perayaan.
Bordeaux

Adalah ratu dari pohon Wine merah merona
ratu yang membesarkan busa dari butiran anggurnya
ratu yang di kawal tikungan sungai Garonne bermuara
ratu yang berdinding putih kertas bekas Romawi tua
tiga ratus mil dari Paris, dekat pantai Atlantik Eropa

Dia adalah ratu yang kosong dari kecupan cempaka
ratu yang kerap berubah warna, hijau atau biru tua
bertongkat manis
sepat buah muda
beraroma bunga anggur dan jutaan kerling permata

Dialah ratu yang rajin bergelayut
berbalut sulur-bulur sejajar lutut
ratu yang menanti terkabulnya do’a merah muda
untuk kembalinya benih yang tertimbun,
dari setiap tangan petaninya

Kau cukup merayu Versailles yang sedang memanja
lalu tambahkan kejutan Antwerpen di dalamnya
sementara Medoc sedang sibuk meracik kata
dan Bordeaux akan serahkan keperawanannya

Inilah Bordeaux
ratu yang menabur nyawa di setiap putra mahkota
bersama jutaan anak tiri, bulir anggur seribu tahta
ratu yang merelakan rahim bersulang gelas kaca
bersolek senyum di sepanjang  perayaan dan pesta.

Magetan, 9 Februari 2014

Sumber: Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Bordeaux" karya Kinanthi Anggraini mengangkat tema keagungan dan keindahan Bordeaux, sebuah kota yang dikenal dengan produksi wine yang istimewa. Dalam puisi ini, Anggraini menggambarkan Bordeaux sebagai "ratu" yang mempesona dengan semua keunikan dan daya tariknya. Melalui imaji dan metafora yang kaya, puisi ini membawa pembaca dalam sebuah perjalanan yang mendalam ke jantung budaya dan sejarah Bordeaux.

Bordeaux sebagai "Ratu" dari Pohon Wine

Puisi ini membuka dengan pernyataan yang megah: "Adalah ratu dari pohon Wine merah merona." Bordeaux digambarkan sebagai ratu yang memerintah atas pohon wine dan hasil anggur yang melimpah. Metafora ini menegaskan posisi Bordeaux sebagai pusat produksi wine yang dihormati dan diakui secara internasional. "Ratu yang membesarkan busa dari butiran anggurnya," mengindikasikan bagaimana Bordeaux mengolah dan mempersembahkan wine yang berkualitas tinggi, dengan busa anggur sebagai simbol kelezatan dan kemewahan.

Keindahan dan Sejarah Bordeaux

Puisi melanjutkan dengan deskripsi rinci tentang lokasi dan karakter Bordeaux: "Ratu yang di kawal tikungan sungai Garonne bermuara." Sungai Garonne yang melintasi Bordeaux tidak hanya berfungsi sebagai elemen geografis tetapi juga sebagai penghubung antara Bordeaux dan sejarah panjangnya. Dinding-dinding Bordeaux, "dinding putih kertas bekas Romawi tua," menambah dimensi sejarah yang dalam, menghubungkan kota ini dengan masa lalu yang megah.

Jarak Bordeaux dari Paris dan kedekatannya dengan pantai Atlantik Eropa juga disebutkan, menunjukkan posisinya dalam konteks yang lebih luas. "Tiga ratus mil dari Paris, dekat pantai Atlantik Eropa," menggarisbawahi pentingnya Bordeaux dalam peta Eropa dan hubungannya dengan pusat-pusat budaya lainnya.

Keindahan yang Berubah dan Keberagaman

"Dia adalah ratu yang kosong dari kecupan cempaka," mengisyaratkan bahwa Bordeaux, meskipun megah, tidak terikat pada simbolisme romantis yang sering diasosiasikan dengan bunga cempaka. Sebaliknya, Bordeaux dikenal dengan perubahan warna yang "hijau atau biru tua," serta atribut fisik dan aromatiknya. "Bertongkat manis, sepat buah muda, beraroma bunga anggur dan jutaan kerling permata," menciptakan gambaran tentang kompleksitas dan keindahan yang terungkap dalam setiap aspek Bordeaux, dari aroma wine hingga karakteristik fisik pohon anggur.

Simbolisme dan Harapan

Puisi ini juga menggambarkan Bordeaux sebagai tempat yang penuh harapan dan kesabaran. "Ratu yang menanti terkabulnya do’a merah muda untuk kembalinya benih yang tertimbun," menunjukkan kesabaran Bordeaux dalam menunggu hasil dari benih yang ditanam oleh para petani. Simbolisme ini mencerminkan harapan dan dedikasi dalam proses produksi wine, di mana setiap tahap memerlukan waktu dan perhatian yang teliti.

Interaksi dengan Lokasi Lain

Anggraini juga menghubungkan Bordeaux dengan lokasi-lokasi lain seperti Versailles dan Antwerpen. "Kau cukup merayu Versailles yang sedang memanja lalu tambahkan kejutan Antwerpen di dalamnya," menciptakan gambaran tentang bagaimana Bordeaux berinteraksi dengan pusat-pusat kebudayaan dan keindahan lainnya. Ini menunjukkan bahwa Bordeaux bukanlah entitas yang berdiri sendiri, tetapi bagian dari jalinan budaya yang lebih luas.

Penutup: Bordeaux sebagai Pusat Perayaan

Puisi diakhiri dengan pernyataan yang menggambarkan Bordeaux sebagai pusat perayaan dan kebahagiaan. "Inilah Bordeaux, ratu yang menabur nyawa di setiap putra mahkota bersama jutaan anak tiri, bulir anggur seribu tahta," menandakan betapa Bordeaux berkontribusi pada banyak aspek kehidupan dan budaya. "Ratu yang merelakan rahim bersulang gelas kaca, bersolek senyum di sepanjang perayaan dan pesta," menunjukkan bagaimana Bordeaux, sebagai simbol keagungan dan kemewahan, berperan penting dalam merayakan kehidupan melalui wine yang dihasilkannya.

Puisi "Bordeaux" karya Kinanthi Anggraini adalah sebuah karya yang memuja keindahan dan kemegahan Bordeaux dengan imaji dan metafora yang memikat. Melalui deskripsi yang mendalam dan simbolisme yang kaya, Anggraini berhasil menangkap esensi Bordeaux sebagai "ratu" yang menguasai dunia wine dan budaya. Puisi ini adalah penghormatan yang indah kepada Bordeaux, merayakan kontribusinya dalam sejarah, budaya, dan perayaan.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Bordeaux
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).
    © Sepenuhnya. All rights reserved.