Puisi: Tahajud Sunyi (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Tahajud Sunyi" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang keintiman, penyerahan, dan harapan dalam konteks ...
Tahajud Sunyi

Kuketuk pintumu. Biarkan jemari kasihku
mengusap gerai rambutmu. Kau pun membuka
tabir jiwaku, hingga hatiku bisa leluasa
mengeja alif-ba-ta cintamu
(kata-kata mesra pun bermekaran
lewat pintu jiwa kupetik bagai bunga
hadiah untuk kekasihku kelak di sorga)

Malam ini aku pasrah dalam renta
entah esok atau lusa
jika kealpaanku tak lagi kausapa
tenggelamkan diriku yang sarat luka
ke lautan cintamu yang tak terukur dalamnya
- kan kubasuh segenap nikmat kesesatan!

1980

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Tahajud Sunyi" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang keintiman, penyerahan, dan harapan dalam konteks spiritualitas dan cinta.

Keintiman dalam Penyerahan: Puisi ini menggambarkan keintiman yang mendalam antara individu dengan Yang Maha Kuasa. Metafora ketukan pintu yang diikuti dengan pembukaan tabir jiwa melambangkan hubungan yang erat antara manusia dengan Tuhan. Penulis merenungkan hubungan ini dengan penuh kerendahan hati, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Sang Pencipta.

Pencarian Makna Cinta: Penulis menggambarkan proses pencarian dan pemahaman akan makna sejati cinta. Melalui penggunaan metafora "mengusap gerai rambut" dan "mengeja alif-ba-ta cintamu", penulis menyiratkan upaya untuk memahami dan merasakan cinta dalam segala aspek kehidupan, baik yang duniawi maupun yang rohani.

Penyerahan pada Keputusasaan: Meskipun penuh dengan keintiman dan harapan, puisi ini juga mencerminkan keputusasaan dan kerapuhan manusia. Penulis menggambarkan perasaan renta dan kealpaan yang menyelimuti dirinya, serta penerimaan akan segala kemungkinan yang mungkin terjadi di masa depan.

Harapan dalam Penderitaan: Meskipun dihadapkan pada renta dan keputusasaan, penulis menunjukkan harapan yang tetap tersisa dalam penderitaan. Metafora "tenggelamkan diriku yang sarat luka ke lautan cintamu" mencerminkan harapan akan kesembuhan dan pemulihan yang mungkin ditemukan melalui hubungan dengan Tuhan.

Puisi "Tahajud Sunyi" adalah sebuah puisi yang menggugah dan mendalam tentang keintiman, penyerahan, dan harapan dalam konteks spiritualitas dan cinta. Penulis merenungkan hubungan yang erat antara manusia dengan Tuhan, sambil mencari dan merasakan makna sejati cinta dalam segala aspek kehidupan. Meskipun dihadapkan pada keputusasaan dan penderitaan, puisi ini mencerminkan harapan akan kesembuhan dan pemulihan melalui hubungan yang kokoh dengan Sang Pencipta.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Tahajud Sunyi
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.