Puisi: Sajak Kartun (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Sajak Kartun" karya Ahmadun Yosi Herfanda mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan dan bagaimana segala hal dalam ...
Sajak Kartun

Di hadapan Tuhan aku lebih sering
merasa sebagai sosok kartun daripada
sebagai manusia. Aku lebih merasa
sebagai gambar tanpa jiwa, karena
jiwaku sepenuhnya di Tangan Tuhan.

Bagai dalam film kartun
tubuhku diberi peran lucu
atau tragis dan konyol
lalu bagai anak wayang digerak-gerakkan
untuk membuat orang-orang
merasa asyik dan tertawa.

Dalam kehidupan
aku lebih merasa
segala watak dan keinginanku
kata-kata dan aspek terjangku
sepenuhnya tergantung
kehendak Sang Maha Sutradara.

Sebagai anak kartun
aku memang sering rewel
dan suka menawar
tapi dalam genggaman-Nya
jiwaku sepenuhnya pasrah
pada kehendak Sang Sutradara
yang kuyakini Kemahapandaian-Nya
dalam menggerakkan tubuhku
hingga tampak luwes
dan mengasyikkan.

1991

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Kartun" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah refleksi yang menggambarkan perasaan penulis tentang peran dan keberadaannya di hadapan Tuhan, dibandingkan dengan sosok kartun.

Identifikasi Diri Sebagai Kartun: Penyair menyatakan bahwa ia sering merasa seperti sosok kartun di hadapan Tuhan, merujuk pada perasaan bahwa hidupnya seperti sebuah permainan atau skenario yang ditentukan oleh kehendak Tuhan. Ini mencerminkan perasaan ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi takdir dan arahan ilahi.

Ketergantungan Pada Kehendak Tuhan: Puisi ini menyoroti ketergantungan manusia pada kehendak Tuhan. Penyair menyadari bahwa segala aspek kehidupannya, termasuk watak, keinginan, kata-kata, dan tindakan, sepenuhnya tergantung pada kehendak Tuhan. Ia menggambarkan dirinya sebagai anak kartun yang digerakkan oleh Sang Sutradara, yang dalam hal ini adalah Tuhan.

Pasrah Pada Kehendak Tuhan: Meskipun merasa seperti seorang kartun yang mungkin rewel atau suka menawar, penyair menyatakan bahwa jiwa dan dirinya sepenuhnya pasrah pada kehendak Tuhan. Ini mencerminkan kesadaran akan keterbatasan manusia dan kepercayaan pada kebijaksanaan Tuhan dalam mengarahkan hidupnya.

Permainan dan Keseriusan Hidup: Puisi ini mencampurkan elemen permainan dan keseriusan hidup. Penyair menyamakan kehidupannya dengan sebuah film kartun, di mana ia mungkin dimainkan dengan peran yang lucu, tragis, atau konyol. Namun, di balik itu, terdapat kesadaran akan keberadaan Tuhan yang mengatur segalanya dengan bijaksana.

Puisi "Sajak Kartun" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan penulis tentang peran dan keberadaannya di hadapan Tuhan, menggunakan metafora kartun untuk menyampaikan konsep ketergantungan pada kehendak Ilahi. Melalui gaya yang unik dan puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan Tuhan dan bagaimana segala hal dalam kehidupan kita akhirnya tergantung pada kebijaksanaan-Nya.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Sajak Kartun
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.