Analisis Puisi:
Puisi "Kabar dari yang Pulang" karya Beni Setia merupakan sebuah karya yang sarat dengan gambaran-gambaran kuat dan refleksi filosofis tentang kehidupan, kematian, dan harapan.
Gambaran Kehidupan yang Penuh Ketegangan: Dengan gambaran "Udara bau mercon" dan "Pekak sisa ledakan", puisi ini langsung membangun suasana ketegangan dan kegelisahan. Kertas-kertas yang tercecer dan cuaca yang mendung memperkuat nuansa gelap dan mencekam.
Kehidupan dan Kematian: Setia menggunakan gambaran kehidupan sehari-hari, seperti daun delima dan kalong, untuk merujuk pada keberadaan manusia dan alam semesta yang rapuh. Kehadiran gambaran kehidupan di samping gambaran kekerasan dan kematian menghadirkan kontras yang kuat.
Pertanyaan Filosofis: Puisi ini mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang kehidupan, kematian, dan harapan. Pertanyaan "Adakah yang mati akan pulang kepada / kekasih yang menunggu 70 tahun ini?" menciptakan refleksi tentang keterhubungan antara kehidupan dan kematian, serta harapan akan pertemuan di masa depan.
Kesunyian dan Keheningan: Pada akhirnya, puisi ini mencapai kesunyian yang hening, mencerminkan ketidakpastian dan rasa kosong yang mungkin terjadi setelah kehilangan. Ketidakmampuan untuk mendapatkan kabar dari yang telah pergi menjadi puncak dari kehampaan dan kesedihan.
Gambaran Alam dan Manusia: Penggambaran alam dan manusia dalam puisi ini menciptakan lanskap emosional yang kuat. Alam digambarkan sebagai saksi bisu dari peristiwa-peristiwa manusiawi yang tragis, sementara manusia dihadapkan pada realitas kematian dan kepergian yang tak terelakkan.
Secara keseluruhan, puisi "Kabar dari yang Pulang" merupakan sebuah puisi yang mengeksplorasi tema-tema universal seperti kehidupan, kematian, dan harapan dengan cara yang penuh dengan imaji dan pertanyaan filosofis.
Biodata Beni Setia:
- Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.