Sumber: Horison (November, 1982)
Analisis Puisi:
Puisi "Aku Masih Ingat Kamu" karya Beni Setia adalah sebuah karya puitis yang menyajikan gambaran visual dan emosional tentang kenangan, kebosanan, dan refleksi dalam suasana musim dingin yang keras. Dengan penggunaan citra yang kuat dan bahasa yang ekspresif, puisi ini menyampaikan perasaan nostalgia dan kekaguman yang mendalam.
Makna dan Simbolisme
- Pohon-Pohon dan Musim Dingin: Puisi ini dimulai dengan citra "pohon-pohon menggosok-gosokkan kulit musim dingin," yang menggambarkan suasana musim dingin yang keras dan tidak nyaman. Pohon-pohon yang rontokkan daun-daunnya melambangkan perubahan dan kerentanan, sementara "riap pucuk-pucuknya" menambahkan unsur kehidupan yang masih berusaha bertahan di tengah cuaca yang dingin.
- Pencarian dan Kebosanan: "Ya, apa namanya, jalan yang panjang," dan "dua-puluh satu tahun dihabiskan untuk mencari," menggambarkan perjalanan panjang dan melelahkan dalam mencari makna atau tujuan hidup. Ketidakpuasan dan kebosanan yang disebutkan menekankan rasa frustrasi dan usaha yang tidak kunjung berakhir.
- Rumah-Rumah dan Kehidupan Sehari-hari: "Rumah-rumah menyimpan bocah" dan "lengking bayi dan erang ibunya" menciptakan suasana kehidupan sehari-hari yang berisi kebisingan dan kegiatan rutin. Ini melambangkan keberadaan kehidupan di tengah kekacauan dan kekosongan emosional yang dirasakan penulis.
- Kebisingan dan Kekacauan: "Cucuran hujan pening berseliweran" dan "mobil dan motor meraung di tikungan" menggambarkan suasana kota yang sibuk dan kacau. Perasaan ini menguatkan tema kebosanan dan kekacauan dalam kehidupan penulis, serta menciptakan kontras dengan rasa keheningan dan kenangan.
- Pelacur dan Kekacauan Sosial: "Pelacur sakit selangkang, batuk" dan "siapa berjejer di ujung gang?" mencerminkan gambaran keras dan suram tentang kehidupan sosial yang mungkin kurang beruntung. Ini menambahkan dimensi sosial dan kritik sosial terhadap situasi yang tidak ideal.
- Pedang Panjang dan Tuhan: "Pedang panjang" dan "Angin musim dingin menggelisir Tuhan" menciptakan gambaran kekuatan dan kerentanan, serta refleksi spiritual. Mengingat Tuhan di tengah suasana musim dingin dan ketidaknyamanan menekankan perasaan kerinduan dan kebutuhan akan pencerahan di tengah kekacauan.
Tema dan Refleksi
Puisi "Aku Masih Ingat Kamu" mengeksplorasi tema kenangan, kebosanan, dan refleksi dalam konteks musim dingin yang keras. Melalui citra yang kuat dan bahasa yang ekspresif, Beni Setia menyampaikan perasaan nostalgia dan kekaguman yang mendalam.
- Kenangan dan Nostalgia: Puisi ini menyiratkan perasaan nostalgia dan kenangan tentang sesuatu yang penting, yang mungkin terabaikan di tengah kebisingan dan kekacauan kehidupan sehari-hari. Ingatan tentang seseorang atau sesuatu tetap kuat meskipun dikelilingi oleh kesulitan dan kebosanan.
- Kebosanan dan Frustrasi: Pengalaman panjang dan melelahkan dalam pencarian makna atau tujuan hidup mencerminkan rasa kebosanan dan frustrasi. Ini menunjukkan bagaimana perjalanan hidup bisa menjadi melelahkan dan sering kali tidak memuaskan.
- Kehidupan Sehari-hari dan Kekacauan Sosial: Gambaran kehidupan sehari-hari dan kekacauan sosial menambah dimensi terhadap pengalaman penulis, menunjukkan bagaimana kehidupan rutin dan situasi sosial dapat mempengaruhi perasaan dan kenangan.
- Pencarian Spiritual: Pencarian spiritual di tengah musim dingin dan kekacauan menunjukkan bahwa di tengah ketidaknyamanan dan kesulitan, ada upaya untuk menemukan makna dan pencerahan. Ini menggarisbawahi kebutuhan akan sesuatu yang lebih besar untuk memberi arti dalam hidup.
Puisi "Aku Masih Ingat Kamu" karya Beni Setia adalah karya yang mendalam dan reflektif tentang kenangan, kebosanan, dan pencarian makna di tengah kekacauan kehidupan. Dengan penggunaan citra musim dingin, kebisingan kota, dan refleksi spiritual, puisi ini menyampaikan perasaan nostalgia dan kekaguman yang mendalam. Melalui gaya puitis yang kuat, Beni Setia mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kenangan dan pencarian spiritual dapat memberi arti dan pencerahan dalam kehidupan yang penuh dengan kesulitan dan kebisingan.
Biodata Beni Setia:
- Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.