Puisi: Aksara yang Memanjat Ayat (Karya Deni Puja Pranata)

Puisi "Aksara yang Memanjat Ayat" karya Deni Puja Pranata menggambarkan perjalanan spiritual dan mental manusia melalui instruksi-instruksi yang ...
Aksara yang Memanjat Ayat (1)

Berbaringlah di suatu batu selebar bukit
di sudut gua, sebelah pohon tak bernama
tanahnya gandum, mataharinya dingin
lalu gantung bau sepatumu di sungai, dan
kau boleh membuka mata setelah lebam

Berangkatlah Rabu legi, di arah angin ke tujuh
Di telapak jari Ibumu, ikatkan benang hitam
Sebelum kau cuci dengan kembang mayat.
Pelan-pelan, ciumlah ujung kakinya, pipinya,
Juga tangan kanannya. Tenggaklah air suci
dari rapal mantra kaki Ibumu, jika tersisa
tuangkanlah ke dalam botol, sebagai bekal

Aksara yang Memanjat Ayat (2)

Petunjuk selanjutnya:
Dalam perjalanan, kau tak boleh menatap ke depan
Miringkanlah lehermu 23 cm ke kanan atau 14 cm ke kiri
daun-daun akan merayumu untuk berhenti, setiap derap langkah
kakimu dibebani pecahan piring dapur dari langit. Kuatkan hatimu

Aksara yang Memanjat Ayat (3)

Setelah kakimu tuntas menjadi duri beling
Bersiap-siaplah menuju alamat pembawa pesan
Tubuhmu menjadi ringan seperti abu untuk terbang
Suaramu seruling merdu melebihi album Bob Dylan
Dan tepat seperempat perjalanan, kau akan menemui
sapi. Sapi coklat yang akan menunjukkan tempat yang
kau tuju, untuk mengurangi beban kakimu. Tunggangilah

Aksara yang Memanjat Ayat (4)

Sapi penunjuk jalan di mana kau akan menemukan aksara
Ingat! Dalam perjalanan hanya air basuh ibumu sebagai bekal
Lebih baik kau mati dari pada meminta-minta makan pada orang,
makanlah seadanya, Tai sapi atau buah rambutan di pinggir hutan

Aksara yang Memanjat Ayat (5)

Kau akan menghadapi tujuh musim di arah mata angin
Mendung merah, hujan kelapa, kabut hitam,
dan pelangi tanpa warna
tabahlah!

Aksara yang Memanjat Ayat (6)

Ada sisa musim yang aku dan kau, tak tau
Di musim itu, kau akan menemui tulang-belulang
Dan binatang yang menakutkan, ular bertubuh gepal
Berkaki lima, ekor dan kepalanya berjumlah seribu

2017-2018

Analisis Puisi:

Puisi "Aksara yang Memanjat Ayat" karya Deni Puja Pranata adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran metaforis dan petunjuk perjalanan spiritual yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna mendalam. Dengan bahasa yang kaya dan imajinatif, Pranata membawa pembaca melalui perjalanan fisik dan spiritual yang penuh dengan simbolisme.

Petunjuk Perjalanan Spiritual: Puisi ini dimulai perjalanan dengan petunjuk-petunjuk yang misterius dan simbolis. Mulai dari berbaring di batu selebar bukit hingga mengikat benang hitam di telapak jari ibu, setiap petunjuk mengandung makna yang mendalam tentang pencarian makna dan kebenaran. Simbolisme air suci, rapal mantra, dan bekal dari ibu memperkuat tema spiritualitas dan kepercayaan.

Perjalanan Fisik dan Mental: Selain perjalanan fisik, puisi ini juga menggambarkan perjalanan mental dan emosional. Instruksi untuk tidak menatap ke depan dan miringkan leher menggambarkan pentingnya kesadaran diri dan pengendalian emosi dalam menghadapi rintangan dan tantangan hidup.

Simbolisme Alam dan Kehidupan: Simbolisme alam digunakan secara luas dalam puisi ini untuk menggambarkan perjalanan manusia dalam mencari makna hidup. Mulai dari daun-daun yang merayumu hingga sapi coklat yang menjadi penunjuk jalan, alam digambarkan sebagai bagian dari perjalanan dan pengalaman spiritual yang mendalam.

Puisi "Aksara yang Memanjat Ayat" merupakan karya yang memikat dengan gambaran-gambaran metaforis dan simbolisme yang mendalam. Pranata berhasil menggambarkan perjalanan spiritual dan mental manusia melalui instruksi-instruksi yang misterius dan penuh dengan makna. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan keberadaan manusia dalam alam semesta yang luas.

"Deni Puja Pranata"
Puisi: Aksara yang Memanjat Ayat
Karya: Deni Puja Pranata

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.