Puisi: Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet" karya Goenawan Mohamad menggambarkan pengalaman mendengarkan musik jazz secara mendalam.
Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet
untuk Kanvas Joan Miro

Beri aku, Brubeck,
Beri aku siang yang tak ringkas,
sax yang samar,
jam yang tak membekas.

Beri aku yang biru
denting yang tak terduga.
Beri aku malam
pada bar ketiga.

Beri aku ritme
dan kanvas yang kekal.
Beri aku anti-melodi.
Beri aku melodi:

kematian yang tertunda
setiap kali.

2015

Analisis Puisi:

Puisi "Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet" karya Goenawan Mohamad menggambarkan pengalaman mendengarkan musik jazz secara mendalam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mencoba menangkap esensi dari pengalaman mendengarkan lagu jazz klasik "Bluette" oleh Dave Brubeck Quartet.

Tema Utama

  • Pengalaman Mendengarkan Musik: Puisi ini fokus pada pengalaman mendengarkan musik jazz, yang dihadirkan melalui berbagai elemen seperti "siang yang tak ringkas", "denting yang tak terduga", dan "ritme dan kanvas yang kekal". Hal ini mencerminkan bagaimana musik dapat menghadirkan pengalaman sensorik yang intens dan emosional.
  • Melodi dan Harmoni: Kontras antara "anti-melodi" dan "melodi" dalam puisi ini menyoroti esensi dari musik jazz yang sering kali mengeksplorasi struktur musikal yang tidak konvensional dan improvisasi yang bebas.
  • Refleksi atas Kematian: Puisi ini juga menghadirkan tema kematian yang tertunda, yang bisa diartikan sebagai refleksi atas kehidupan yang sementara dan bagaimana musik dapat menjadi bentuk pelarian dari realitas tersebut.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Bahasa Sederhana namun Kuat: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna untuk menggambarkan pengalaman mendengarkan musik jazz. Kata-kata seperti "biru", "denting", "malam", dan "ritme" memberikan nuansa yang khas dari atmosfer musik jazz.
  • Imaji Musikal: Penggunaan kata-kata seperti "jam yang tak membekas" dan "jam yang tak ringkas" menciptakan gambaran tentang aliran waktu yang tidak linear, sejalan dengan improvisasi dan kebebasan dalam musik jazz.
  • Simbolisme: Simbolisme kematian yang tertunda mungkin merujuk pada perasaan keabadian yang bisa dirasakan dalam momen-momen mendengarkan musik, di mana waktu tampaknya berhenti dan hanya ada kehadiran saat ini.

Emosi dan Nuansa

Puisi ini menciptakan nuansa nostalgia, keabadian, dan refleksi mendalam atas keindahan musik jazz serta makna yang terkandung di dalamnya. Ada perasaan penghormatan terhadap pengalaman mendengarkan musik yang memiliki kemampuan untuk mengubah suasana hati dan mempengaruhi emosi.

Puisi "Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman mendengarkan musik jazz dengan cara yang puitis dan mendalam. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan imaji yang khas, puisi ini berhasil menyampaikan esensi dari musik jazz dan bagaimana pengalaman tersebut dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan seseorang. Ini adalah sebuah penghormatan terhadap keindahan musik dan kekuatan emosional yang dapat dihadirkannya dalam kehidupan manusia.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Mendengar Kembali Bluette Dave Brubeck Quartet
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.