Puisi: Mampir (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Mampir" karya Joko Pinurbo menggambarkan suasana kesendirian, ketidakberanian, dan ketidakpastian melalui gambaran tentang subjek yang ...
Mampir

Tadi aku mampir ke tubuhmu
tapi tubuhmu sedang sepi
dan aku tidak berani mengetuk pintunya.
Jendela di luka lambungmu masih terbuka
dan aku tidak berani melongoknya.

2002

Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)

Analisis Puisi:

Puisi "Mampir" karya Joko Pinurbo adalah karya yang singkat namun sarat dengan makna mendalam tentang keberanian, ketidakpastian, dan kesendirian.

Kesendirian dan Isolasi: Dalam puisi ini, penyair menggambarkan suasana kesendirian yang kental. Kata-kata "tubuhmu sedang sepi" menciptakan gambaran tentang tubuh yang ditinggalkan dan tidak memiliki kehadiran yang hangat atau ramai. Hal ini menunjukkan rasa isolasi yang mungkin dirasakan oleh subjek puisi.

Ketidakberanian dan Ketidakpastian: Penyair menciptakan nuansa ketidakberanian dan ketidakpastian dengan menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang tidak berani mengetuk pintu tubuh yang sepi atau melongok jendela luka lambungnya. Hal ini bisa diartikan sebagai penundaan atau penolakan untuk menghadapi sesuatu yang mungkin menyakitkan atau sulit.

Konsep "Mampir": Kata "mampir" memiliki konotasi sementara atau singgah sebentar. Dalam konteks puisi ini, "mampir" mungkin merujuk pada upaya subjek untuk mencari kedamaian atau pemahaman dalam hubungan dengan seseorang yang mungkin telah mengalami luka atau kesulitan.

Ketidakmampuan Menghadapi Kesakitan: Penyair mungkin mencoba menggambarkan ketidakmampuannya untuk menghadapi atau menyembuhkan luka yang mungkin dimiliki oleh subjek puisi. Ketidakberanian untuk mengetuk pintu atau melongok jendela luka lambung bisa mencerminkan ketidakmampuan untuk mengatasi atau mengakui rasa sakit.

Kekuatan Kata-Kata Sederhana: Meskipun singkat, puisi ini memiliki kekuatan dalam kesederhanaannya. Kata-kata yang dipilih dengan cermat oleh penyair mampu menyampaikan kompleksitas emosi dan pikiran yang terkandung dalam puisi ini.

Puisi "Mampir" karya Joko Pinurbo menggambarkan suasana kesendirian, ketidakberanian, dan ketidakpastian melalui gambaran tentang subjek yang enggan untuk menghadapi atau mengeksplorasi hubungan dengan seseorang yang mungkin telah mengalami luka. Dengan menggunakan kata-kata yang sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang konsep keberanian, ketidakpastian, dan penghadiran emosional.

Puisi: Mampir
Puisi: Mampir
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.