Analisis Puisi:
Puisi "Kota Sengketa" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah penggambaran yang jujur dan puitis tentang kehidupan di kota yang keras dan tidak ramah. Melalui penggambaran yang puitis dan kuat, penyair menggambarkan pengalaman pribadi dan refleksi atas kehidupan di tengah-tengah ketidakamanan dan kehampaan.
Tema dan Makna
- Kehampaan dan Ketidakamanan: Tema utama puisi ini adalah kehampaan dan ketidakamanan yang dirasakan oleh karakter dalam kota tersebut. Gang tikus, hotel murah, tembok kusam, dan kalimat kotor di tembok adalah gambaran fisik dari kehidupan yang keras dan tidak nyaman di kota tersebut.
- Kehidupan yang Keras: Puisi ini juga menggambarkan kerasnya kehidupan di kota tersebut, di mana kehidupan sederhana pun sulit ditemukan. Meskipun ada kehidupan yang berdenyut di antara pesan-pesan pezinah, namun karakter-karakter dalam puisi ini merasa terjebak dalam lingkungan yang tidak ramah.
- Kehampaan dan Kerinduan: Meskipun meninggalkan kebahagiaan rumah yang tak gaduh, karakter-karakter dalam puisi ini merindukan kehidupan yang lebih sederhana dan tenang di kampung halaman mereka. Potret anak dan foto keluarga menjadi simbol kehidupan yang lebih baik dan lebih berarti, yang diinginkan oleh karakter-karakter dalam puisi ini.
Struktur dan Gaya Bahasa
- Bahasa Puitis: Penyair menggunakan bahasa yang puitis dan imaji yang kuat untuk menyampaikan pengalaman dan refleksi karakter dalam puisi. Gambaran tentang gang tikus, hotel murah, dan tembok kusam menciptakan atmosfer yang gelap dan menyedihkan yang menggambarkan kehidupan di kota tersebut.
- Pengulangan Motif: Motif kehampaan, ketidakamanan, dan keinginan akan kehidupan yang lebih sederhana diulang dalam setiap bagian puisi, menciptakan kohesi dan kesatuan antara bagian-bagian yang berbeda. Hal ini memperkuat tema utama puisi dan mendalamkan pengalaman pembaca terhadap perasaan karakter-karakter dalam puisi.
Emosi dan Suasana
- Kesendirian dan Kehampaan: Puisi ini menciptakan suasana kesendirian dan kehampaan yang kuat, di mana karakter-karakter merasa terjebak dalam kehidupan yang keras dan tidak ramah di kota tersebut. Gambaran tentang tembok kusam, kalimat kotor, dan gang tikus menggambarkan perasaan terisolasi dan kehilangan.
- Kerinduan dan Harapan: Di tengah kesendirian dan kehampaan, puisi ini juga menampilkan kerinduan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna. Karakter-karakter ini merindukan kehidupan yang lebih sederhana dan tenang di kampung halaman mereka, menunjukkan keinginan akan kedamaian dan kebahagiaan.
Pesan dan Refleksi
Puisi "Kota Sengketa" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti dan tantangan dalam menjalani kehidupan di kota yang keras dan tidak ramah. Puisi ini menggambarkan pengalaman yang universal tentang kesendirian, kehampaan, kerinduan, dan harapan, serta kekuatan yang diperlukan untuk tetap bertahan dan mencari makna dalam kehidupan yang sulit.
Puisi "Kota Sengketa" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah penggambaran yang jujur dan puitis tentang kehidupan di kota yang keras dan tidak ramah. Melalui bahasa yang puitis dan imaji yang kuat, puisi ini berhasil menyampaikan perasaan kehampaan, kesendirian, kerinduan, dan harapan karakter-karakter dalam menghadapi kehidupan yang sulit dan tidak ramah di kota tersebut.

Puisi: Kota Sengketa
Karya: Dorothea Rosa Herliany
Biodata Dorothea Rosa Herliany:
- Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
- Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.