Puisi: Hikayat Bulan (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Hikayat Bulan" karya Dorothea Rosa Herliany mengisahkan tentang kesepian, kehilangan, dan perjuangan wanita dalam menghadapi kemalangan dan ...
Hikayat Bulan

Itukah wajah kekasihmu? bergantung dalam kesepian.
bertahun-tahun menangis dan muram: berjalan dengan
seutas legenda buram.

di sana ia sendirian. menemani anak-anak bermain
di masa lalu. menyisir semak dan daun bambu. mencium bau
pegunungan dan desa-desa.

di balik halaman kisahnya: seseorang perempuan bercermin
danau.
wajahnya berpendar dan ditonjok kesunyian.
berkubang dengan usia yang bergegas dan tiba-tiba.

ada yang kaucari dalam kehilangan yang aneh, perempuan?
mengapa mencatat dengan perih dan darah, kerna
setiap kisah hanya akan berjalan singkat.

tapi apa salahnya kau berteriak dan memberontak
kesombongan.
keangkuhan pada diri yang pasrah dan tak melawan.

bawa sankgurmu, dan libas semua lelaki yang menindihmu
-dalam satu bisikan mematikan!
lalu, campakkan umpama sampah!

2000

Sumber: Kill the Radio (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Hikayat Bulan" karya Dorothea Rosa Herliany mengisahkan tentang kesepian, kehilangan, dan perjuangan wanita dalam menghadapi kemalangan dan ketidakadilan. Dengan sentuhan metafora dan simbolisme yang kuat, Dorothea menyingkap lapisan-lapisan emosional dan sejarah yang membentuk identitas dan pengalaman perempuan. Puisi ini menawarkan pandangan mendalam mengenai kesepian, kekuatan, dan penolakan terhadap penindasan.

Puisi "Hikayat Bulan" mengangkat tema kesepian dan perjuangan perempuan melalui simbol-simbol mitologis dan narasi yang menggugah. Dorothea mengeksplorasi kesepian kekasih yang bergantung pada legenda dan masa lalu, sementara di sisi lain, menggarisbawahi perjuangan dan penolakan terhadap penindasan.

Kesepian dan Legenda

"Itukah wajah kekasihmu? bergantung dalam kesepian. / bertahun-tahun menangis dan muram: berjalan dengan / seutas legenda buram" menggambarkan kesepian yang mendalam dan berkepanjangan dari seorang perempuan yang terjebak dalam legenda dan kisah yang tidak lagi relevan dengan masa kini. Legenda buram ini menunjukkan bagaimana masa lalu dan kisah-kisah lama membentuk identitas dan pengalaman seseorang.
Perempuan dan Alam

"di sana ia sendirian. menemani anak-anak bermain / di masa lalu. menyisir semak dan daun bambu. mencium bau / pegunungan dan desa-desa" menyiratkan bahwa perempuan ini terhubung dengan alam dan masa lalu. Ia hidup di antara kenangan dan lingkungan yang menenangkan, namun tetap merasakan kesepian dan kekosongan.

Refleksi dan Penolakan

"di balik halaman kisahnya: seseorang perempuan bercermin / danau. wajahnya berpendar dan ditonjok kesunyian. / berkubang dengan usia yang bergegas dan tiba-tiba" menunjukkan refleksi diri dan perasaan kesepian yang mendalam. Perempuan ini berhadapan dengan usia dan kesunyian yang datang tiba-tiba, menciptakan gambaran tentang bagaimana waktu dan kesepian mempengaruhi identitas dan eksistensinya.

"ada yang kaucari dalam kehilangan yang aneh, perempuan? / mengapa mencatat dengan perih dan darah, kerna / setiap kisah hanya akan berjalan singkat" menyiratkan pertanyaan tentang pencarian makna dalam kehilangan dan penderitaan. Dorothea menunjukkan bagaimana kisah dan perjuangan sering kali dianggap singkat dan tidak berarti, tetapi tetap menciptakan bekas yang mendalam.
Pemberontakan dan Pembebasan

"tapi apa salahnya kau berteriak dan memberontak / kesombongan. keangkuhan pada diri yang pasrah dan tak melawan" mengajak perempuan untuk memberontak melawan penindasan dan kesombongan. Ini adalah ajakan untuk bangkit dan menuntut haknya, serta menolak untuk pasrah pada keadaan yang menindas.

"bawa sankgurmu, dan libas semua lelaki yang menindihmu / -dalam satu bisikan mematikan! / lalu, campakkan umpama sampah!" mengekspresikan kemarahan dan dorongan untuk melawan penindasan secara tegas. Sankguru, sebagai simbol kekuatan, dipanggil untuk melawan semua bentuk penindasan dan menyingkirkan mereka yang menindas.

Makna dan Interpretasi

Puisi ini mengeksplorasi tema kesepian, perjuangan, dan penolakan terhadap penindasan. Melalui simbol-simbol mitologis dan alam, Dorothea menyoroti bagaimana masa lalu dan legenda membentuk pengalaman perempuan. Pemberontakan dan dorongan untuk melawan penindasan mencerminkan keinginan untuk pembebasan dan perubahan, menunjukkan kekuatan dan keteguhan perempuan dalam menghadapi tantangan.

Puisi "Hikayat Bulan" karya Dorothea Rosa Herliany adalah puisi yang menggali kedalaman kesepian dan perjuangan melalui simbolisme mitologis dan alam. Dengan menggambarkan kesepian dan pencarian makna, Dorothea menyoroti betapa pentingnya pemberontakan dan penolakan terhadap penindasan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjuangan perempuan dalam menghadapi masa lalu dan penindasan, serta pentingnya kekuatan dan pemberontakan dalam mencapai pembebasan.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Hikayat Bulan
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.