Puisi: Dongeng Firdaus (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Dongeng Firdaus" karya Dorothea Rosa Herliany mendorong pembaca untuk merenung tentang bagaimana sesuatu yang indah dan menggugah bisa ...
Dongeng Firdaus

Bayangan ular menyala dari pandangmu.
kauhembuskan gairah dendam: keindahan kelopak
bunga yang megar dan kuntum yang cantik.

aku menikmati bisanya. lidah dari mulut yang geram
menjulur-julur dan menjilati api. aku menikmati
bisanya.

angin yang liar menyebarkannya ke tanah-tanah
yang subur. menjelma taman. tak mati-mati dalam
kitab yang tak pernah dibaca.

1994

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Dongeng Firdaus" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya yang menggugah dengan penggunaan bahasa yang penuh imajinasi dan metafora. Dalam puisi ini, Dorothea membawa pembaca ke dalam dunia yang penuh simbolisme dan makna mendalam, menyajikan gambaran yang kuat tentang kekuatan, keindahan, dan bahaya.
  • Bayangan Ular dan Dendam: Puisi dimulai dengan gambaran bayangan ular yang menyala. Ular dalam banyak budaya sering kali melambangkan bahaya, kebijaksanaan, atau pembaharuan. Di sini, ular bisa diartikan sebagai simbol dari kekuatan yang mengancam atau dendam yang berkobar. Bayangan ini, yang "menyala dari pandangmu," menunjukkan betapa intensnya emosi yang dihadapi.
  • Keindahan dan Kecantikan yang Mengancam: Keindahan kelopak bunga dan kuntum yang cantik digambarkan sebagai sesuatu yang penuh gairah dan dendam. Kontras antara keindahan dan bahaya di sini menunjukkan bahwa sesuatu yang tampaknya indah tidak selalu bebas dari ancaman atau kemarahan. Penggunaan metafora ini mungkin menyiratkan bahwa keindahan sering kali disertai dengan bahaya yang tersembunyi.
  • Kesenangan dan Kekuatan Ular: Pernyataan "aku menikmati bisanya" dan "lidah dari mulut yang geram menjulur-julur dan menjilati api" menciptakan citra tentang bagaimana seseorang atau sesuatu menikmati kekuatan dan bahaya yang dibawanya. Ini bisa menggambarkan hubungan kompleks antara kekuatan dan kenikmatan, serta cara kita mungkin terpesona atau tergoda oleh sesuatu yang berbahaya.
  • Angin dan Transformasi: Angin liar yang menyebarkan bisanya ke tanah-tanah subur menjelma menjadi taman. Transformasi ini menunjukkan bagaimana kekuatan atau dampak dari sesuatu dapat berkembang dan menyebar ke tempat-tempat yang tidak terduga. Taman, sebagai simbol kehidupan dan pertumbuhan, menggambarkan bagaimana kekuatan yang awalnya tampak berbahaya dapat menghasilkan sesuatu yang positif dan hidup.
  • Kitab yang Tak Pernah Dibaca: Penutup puisi ini menyiratkan adanya pengetahuan atau sejarah yang tidak pernah diakses atau dipahami. Kitab yang tak pernah dibaca dapat melambangkan potensi pengetahuan atau makna yang tidak terungkap, menunjukkan bagaimana kita mungkin melewatkan aspek-aspek penting dari kehidupan atau diri kita sendiri.
Puisi "Dongeng Firdaus" karya Dorothea Rosa Herliany adalah puisi yang menggali kedalaman simbolisme dan emosi manusia. Dengan metafora yang kuat dan penggunaan bahasa yang penuh warna, Dorothea menggambarkan hubungan antara keindahan, kekuatan, dan bahaya. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenung tentang bagaimana sesuatu yang indah dan menggugah bisa mengandung ancaman dan bagaimana kekuatan serta dampaknya dapat menyebar dan mengubah berbagai aspek kehidupan.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Dongeng Firdaus
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.