Puisi: Catatan Harian Anak Perang (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Catatan Harian Anak Perang" karya Diah Hadaning menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan anak-anak yang terjebak dalam perang.
Catatan Harian Anak Perang

Ada yang mengalir di sungai musim
harapan-harapan anak perang

Ada yang melantun di udara malam
doa-doa anak perang.

Ada yang menyentuhi detik waktu
mimpi-mimpi merpati terbang.

Ada yang lama dirindukan
berzikir, barzanji dengan tenang.

Ada yang harus ditinggalkan
mencari, berkejaran di jalanan.

Ada yang membubung ke rumah Tuhan
nyawa-nyawa anak perang.

Jakarta, Februari 1991

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan Harian Anak Perang" karya Diah Hadaning menggambarkan pengalaman dan harapan anak-anak yang terjebak dalam situasi perang. Melalui penggunaan simbolisme yang mendalam dan struktur puisi yang puitis, penyair menyajikan sebuah narasi yang menyentuh mengenai perjuangan, harapan, dan keputusasaan yang dialami oleh anak-anak dalam konteks konflik.

Aliran Harapan di Sungai Musim

Puisi dimulai dengan gambaran simbolis: "Ada yang mengalir di sungai musim, harapan-harapan anak perang." Sungai musim, yang bisa melambangkan perubahan atau aliran waktu, menjadi metafora untuk harapan yang mengalir dalam kehidupan anak-anak yang terkena dampak perang. Harapan ini adalah sesuatu yang berharga dan terus mengalir meski dalam kondisi yang sulit.

Doa-Doa di Udara Malam

Selanjutnya, puisi menyebutkan "Ada yang melantun di udara malam, doa-doa anak perang." Malam sering kali menjadi waktu refleksi dan harapan, dan doa-doa anak-anak menjadi suara yang membisikkan keinginan mereka untuk kedamaian dan keamanan. Udara malam yang melantun menandakan bahwa doa-doa ini penuh dengan harapan yang dalam dan murni.

Mimpi-Mimpi Merpati Terbang

Mimpi-mimpi di dalam puisi digambarkan sebagai "mimpi-mimpi merpati terbang." Merpati sering kali menjadi simbol perdamaian dan harapan. Dengan menggunakan merpati sebagai simbol, penyair menyoroti impian anak-anak yang ingin terbang bebas dari kekacauan perang dan mencari ketenangan.

Zikir dan Barzanji

Baris "Ada yang lama dirindukan, berzikir, barzanji dengan tenang" menunjukkan kebutuhan akan spiritualitas dan doa dalam menghadapi kesulitan. Zikir dan barzanji, yang merupakan bentuk doa dan bacaan dalam tradisi Islam, menggambarkan pencarian ketenangan dan kedamaian dalam hati yang dilanda kekacauan.

Pencarian dan Berkejaran di Jalanan

Puisi juga mencatat "Ada yang harus ditinggalkan, mencari, berkejaran di jalanan." Anak-anak perang harus meninggalkan rumah dan kenangan lama mereka, dan berjuang di jalanan untuk bertahan hidup. Ini menggambarkan ketidakstabilan dan ketidakpastian yang mereka hadapi setiap hari.

Membubung ke Rumah Tuhan

Akhir puisi mengungkapkan bahwa "Ada yang membubung ke rumah Tuhan, nyawa-nyawa anak perang." Ini menunjukkan bahwa di tengah-tengah kesulitan dan penderitaan, ada penghiburan dalam iman dan harapan akan keselamatan di dunia yang lebih baik. Rumah Tuhan menjadi simbol dari tempat perlindungan dan kedamaian akhir bagi mereka yang kehilangan.

Puisi "Catatan Harian Anak Perang" karya Diah Hadaning menawarkan pandangan mendalam tentang kehidupan anak-anak yang terjebak dalam perang. Dengan penggunaan simbolisme dan bahasa yang menggugah, penyair menggambarkan harapan, doa, dan keputusasaan yang dialami oleh anak-anak dalam situasi konflik. Puisi ini menggugah empati dan kesadaran tentang kondisi mereka yang sering kali terabaikan, serta menekankan pentingnya harapan dan iman sebagai sumber kekuatan di tengah penderitaan.

"Puisi: Catatan Harian Anak Perang (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Catatan Harian Anak Perang
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.