Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Dunia yang Marah" karya W.S. Rendra menggambarkan gambaran yang kuat tentang dunia pascaperang, konflik, dan kehidupan manusia yang penuh dengan penderitaan.
Penderitaan Pasca Perang: Puisi dibuka dengan merenungkan dampak dua perang dunia, yang meninggalkan dunia dalam keadaan hancur dan gejolak. Senjata dan pertumpahan darah telah menciptakan dunia yang marah.
Wajah Dunia yang Luka: W.S. Rendra menggambarkan wajah-wajah yang luka dan penuh keputusasaan. Penderitaan muncul di malam jiwa, dan kehancuran tidak dapat disembunyikan dengan pidato dan perbincangan.
Dunia yang Marah dan Dendam yang Tak Berdaya: Ada tema kemarahan dan dendam yang melibatkan tangan-tangan gemetar dan wajah-wajah yang buas putus asa. Penderitaan tidak menghasilkan apapun selain dosa, kebimbangan, dan ketidakpercayaan.
Pertanyaan dan Kesebatangan Jiwa: Puisi menyajikan wajah-wajah yang selalu bertanya, mendorong mereka ke dunia sangsi dan dusta. Mereka terdorong oleh ketidakpercayaan dan menjadi sebatang kara, tumbuh dari dosa dan berbuah dosa.
Pembunuhan, Dendam, dan Hampa: Pembunuhan dan dendam tidak merubah bumi, hanya meninggalkan dosa, kebimbangan, dan ketidakpercayaan. Puisi menggambarkan bahwa dunia marah tetap terluka, dan orang-orang miskin melangkah dalam lapar, menjadi simbol hampa dan penderitaan.
Dunia yang Terluka dan Tuhan yang Menderita: Puisi menunjukkan bahwa dunia terluka, dan Tuhan pun menderita bersama manusia. Tuhan menangis dan mengerti, tetapi manusia kadang-kadang tidak menyadari keberadaan-Nya.
Tuhan yang Menangis dan Mengerti: Kesedihan Tuhan disajikan sebagai reaksi terhadap kemarahan dan ketakutan manusia. Meskipun Tuhan selalu menangis dan mengerti, manusia terkadang tidak memahami suara-Nya.
Kelemahan dan Penderitaan Tuhan: Puisi menggambarkan kelemahan Tuhan, yang ditikam dan dikhianati oleh kemarahan dan ketakutan manusia.
Puisi "Sebuah Dunia yang Marah" menciptakan citra dunia pasca perang yang penuh dengan ketidakpastian, penderitaan, dan kebingungan moral. W.S. Rendra menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam untuk menyampaikan pesan tentang kelemahan manusia dan kekuatan yang lebih tinggi yang tetap paham akan penderitaan dunia.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.