Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Indonesia Dihormati Dunia" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perubahan dalam proses pemilihan umum dan suasana politik di Indonesia dari masa lalu hingga saat ini. Puisi ini menciptakan kontras antara pemilihan umum pertama di tahun 1955 yang dianggap indah dan bersih dengan pemilihan umum yang lebih modern dan bergejolak.
Kenangan Pemilihan Umum Pertama: Puisi ini dimulai dengan penyair yang merenungkan pemilihan umum pertama di Indonesia pada tahun 1955 dengan rasa rindu dan nostalgia. Pemilihan umum tersebut dianggap sebagai peristiwa yang indah dan bersih dalam sejarah bangsa. Puisi ini menciptakan citra kekaguman terhadap pemilihan umum tersebut yang berlangsung saat Indonesia baru berusia sepuluh tahun setelah merdeka.
Kemurnian dalam Pemilihan Umum Pertama: Penyair menggambarkan bahwa pada masa itu, tidak ada konsep-konsep seperti "jurdil," "jujur," dan "adil" yang perlu diucapkan, karena konsep-konsep tersebut sudah terwujud dalam pelaksanaan pemilihan umum. Pemilihan umum pertama dianggap sangat bersih, dan jujur serta adil hanyalah tindakan yang dilaksanakan tanpa perlu ditekankan.
Demokrasi yang Bermakna: Puisi ini menyoroti bahwa pada masa itu, demokrasi adalah pesta kegembiraan bersama yang menghargai perbedaan pendapat. Tidak ada kekerasan, darah yang tumpah, mobil dibakar, atau bangunan disulutkan api seperti dalam pemilu modern.
Perubahan dalam Suasana Politik: Selanjutnya, puisi menggambarkan bagaimana dalam enam belas tahun berikutnya, suasana politik dan pemilihan umum di Indonesia telah berubah secara drastis. Pemilu yang seharusnya menjadi ajang bersaing yang sehat berubah menjadi pertempuran sengit dan kekerasan. Pemilih yang awalnya sopan dan santun berubah menjadi massa yang beringas.
Refleksi Pribadi dan Kolektif: Penyair merenungkan perubahan ini dengan rasa rindu dan malu. Rindu pada pemilihan umum yang indah di masa lalu dan malu pada diri sendiri karena tidak mampu mengubah perilaku bangsa. Puisi ini menciptakan perasaan introspeksi dan refleksi atas perubahan dalam budaya politik Indonesia.
Pesan untuk Perubahan: Puisi ini dapat dianggap sebagai sebuah pesan yang menyiratkan pentingnya mempertahankan dan mengembalikan semangat demokrasi yang bersih, santun, dan damai seperti pada masa pemilihan umum pertama. Ini juga bisa menjadi panggilan kepada masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi dan untuk menjaga norma-norma etika dalam politik.
Puisi "Ketika Indonesia Dihormati Dunia" karya Taufiq Ismail adalah karya sastra yang merenungkan perubahan dalam proses pemilihan umum dan suasana politik di Indonesia. Ini menciptakan citra nostalgia terhadap masa lalu yang bersih dan damai, sementara juga menyiratkan keprihatinan tentang perkembangan politik yang lebih modern dan bergejolak. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat memperbaiki proses demokrasi dan menjaga nilai-nilai etika dalam politik.
Karya: Taufiq Ismail
Biodata Taufiq Ismail:
- Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
- Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.