Puisi: Jangan Takut, Ibu! (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Jangan Takut, Ibu!" karya W.S. Rendra menggambarkan kompleksitas dan tantangan dalam kehidupan manusia, tetapi juga menyoroti kekuatan, ....

Jangan Takut, Ibu!

Matahari musti terbit.
Matahari musti terbenam.
Melewati hari-hari yang fana
Ada kanker payudara, ada encok,
dan ada uban.
Ada Gubernur sarapan bangkai buruh pabrik,
Bupati mengunyah aspal,
Anak-anak sekolah dijadikan bonsai.
Jangan takut, Ibu!
Kita harus bertahan.
Karena ketakutan
meningkatkan penindasan.

Manusia musti lahir.
Manusia musti mati.
Di antara kelahiran dan kematian
bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki,
serdadu-serdadu Jepang memenggal kepala patriot-patriot Asia,
Ku Klux Klan membakar gereja orang Negro,
Teroris Amerika meledakkan bom di Oklahoma
Memanggang orang tua, ibu-ibu dan bayi-bayi,
di Miami turis Eropa dirampok dan dibunuh,
serdadu inggris membantai para pemuda di Irlandia,
orang Irlandia meledakkan bom di London yang tidak aman

Jangan takut, Ibu!
Jangan mau digertak
Jangan mau diancam
Karena ketakutan
meningkatkan penjajahan.

Sungai waktu
menghanyutkan keluh-kesah mimpi yang meranggas.
Keringat bumi yang menyangga peradaban insane
menjadi uranium dan mercury.
Tetapi jangan takut, Ibu
Bulan bagai alis mata terbit di ulu hati.

Rasi Bima Sakti berzikir di dahi
Aku cium tanganmu, Ibu!
Rahim dam susumu adalah persemaian harapan
Kekuatan ajaib insan
Dari Zaman ke Zaman.

Hamburg, 30 September 2003

Sumber: Doa untuk Anak Cucu (2013)

Analisis Puisi:

Puisi "Jangan Takut, Ibu!" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang penuh dengan refleksi sosial dan pesan-pesan tentang ketahanan, perjuangan, dan harapan di tengah ketidakpastian dunia. Puisi ini merangkum berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah.

Ketidakpastian Kehidupan: Puisi ini menggambarkan ketidakpastian kehidupan manusia. Penyair menyebut berbagai penyakit seperti kanker payudara, encok, dan uban sebagai metafora untuk tantangan-tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana kehidupan manusia penuh dengan cobaan dan kesulitan.

Ketidakadilan dan Penindasan: Puisi ini mencerminkan ketidakadilan dalam masyarakat. Penyair menggambarkan pejabat pemerintahan yang korup, serdadu yang kejam, dan tindakan kekerasan seperti pembakaran gereja dan bom. Ini menyoroti realitas penindasan dan kekerasan yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Perjuangan dan Ketakutan: Puisi ini menekankan pentingnya perjuangan dalam menghadapi ketakutan. Penyair mengajak agar tidak takut dan tetap kuat menghadapi ketakutan, karena ketakutan hanya akan meningkatkan penindasan. Ini adalah panggilan untuk bertindak dan berjuang untuk perubahan.

Keabadian dan Kekuatan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang keabadian dan kekuatan manusia. Penyair merujuk pada berbagai peristiwa sejarah seperti bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, tetapi juga menyoroti ketahanan dan keteguhan manusia dalam menghadapinya. Bulan dan bintang digambarkan sebagai simbol keabadian dan kekuatan.

Penghormatan kepada Ibu: Penyair mengungkapkan penghormatan kepada ibu sebagai simbol kebaikan dan harapan. Ibu digambarkan sebagai "persemaian harapan" dan sumber kekuatan ajaib manusia dari generasi ke generasi.

Simbolisme Astronomi: Puisi ini menggunakan elemen-elemen alam seperti bulan, bintang, dan rasi bintang untuk menciptakan gambaran yang kuat dan simbolik. Mereka mencerminkan keindahan dan keabadian di tengah-tengah dunia yang penuh dengan konflik dan ketidakpastian.

Pesan Optimisme dan Kebangkitan: Meskipun puisi ini menggambarkan dunia yang keras dan penuh dengan ketidakpastian, ia juga menyiratkan pesan optimisme dan kebangkitan. Penyair berbicara tentang bulan yang terbit di ulu hati, menciptakan citra tentang terbitnya harapan di tengah kegelapan.

Secara keseluruhan, puisi "Jangan Takut, Ibu!" karya W.S. Rendra adalah panggilan untuk bertahan dan berjuang melawan ketakutan, ketidakadilan, dan penindasan. Puisi ini menggambarkan kompleksitas dan tantangan dalam kehidupan manusia, tetapi juga menyoroti kekuatan, keabadian, dan harapan yang selalu ada di dalam diri manusia. Ini adalah pesan yang relevan dalam konteks dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan konflik.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Jangan Takut, Ibu!
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.