Puisi: Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja (Karya Beni Setia)

Puisi "Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja" karya Beni Setia mengeksplorasi tema keterasingan, kesepian, dan refleksi di tengah hiruk-pikuk kota.
Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja

Di trotoar bersama orang pulang kerja
aku jadi orang ketiga. Juga bagi diri

Bersama. Berjalan dan membayang pada etalase
aku merasa tak bersama dengan yang mengada
pada kaca. Dengan galauan dan gegasan kota

Orang-orang bergumam, orang-orang membungkam,
orang-orang tak saling menandai. Aku menangis

Terkadang seperti ada yang mengawasi dari langit
menyimak dengan kebisuan tak berperasaan
dengan dugaan-dugaan asyik dalam benak

Di trotoar ada yang berjalan-jalan. Melangkah
dan meludah. Melangkah dan meludah.

1980

Analisis Puisi:

Puisi "Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja" karya Beni Setia adalah sebuah karya puitis yang mengeksplorasi tema keterasingan, kesepian, dan refleksi di tengah hiruk-pikuk kota. Dengan menggambarkan pengalaman berjalan di trotoar bersama orang-orang pulang kerja, puisi ini menyajikan refleksi mendalam tentang hubungan sosial dan perasaan individu di tengah keramaian.

Makna dan Simbolisme

  • Trotoar dan Keterasingan: Puisi dimulai dengan gambaran "Di trotoar bersama orang pulang kerja," yang menciptakan suasana keterasingan di tengah keramaian. Trotoar adalah tempat pertemuan dan perjalanan sehari-hari, namun bagi penulis, trotoar juga melambangkan jarak dan keterasingan dari orang-orang di sekitarnya. "Aku jadi orang ketiga" menunjukkan perasaan terpisah dan tidak terhubung dengan lingkungan sekitar.
  • Etalase dan Kaca: "Bersama. Berjalan dan membayang pada etalase" menggambarkan bagaimana penulis merasa terasing dan tidak terhubung dengan apa yang dilihatnya di kaca etalase toko. Etalase dan kaca di sini melambangkan jarak antara diri dan dunia luar, menunjukkan bagaimana penulis merasa tidak berdaya dan terpisah dari kenyataan yang ada di sekelilingnya.
  • Galauan dan Gegasan Kota: Penulis juga merasakan "galauan dan gegasan kota," yang menunjukkan kekacauan dan kebisingan mental yang diakibatkan oleh lingkungan kota. Ini mencerminkan bagaimana keramaian kota dapat menambah perasaan kebingungan dan ketidakmampuan untuk terhubung dengan orang lain.
  • Kebisuan dan Pengawasan: "Terkadang seperti ada yang mengawasi dari langit" menunjukkan perasaan tertekan dan diawasi secara spiritual atau metaforis. Kebisuan yang digambarkan di sini menciptakan rasa pengawasan yang tidak nyaman, menggarisbawahi rasa terasing dan kesepian penulis.
  • Melangkah dan Meludah: Gambaran orang-orang yang "melangkah dan meludah" mencerminkan sikap tidak peduli dan perilaku kasar di kota. Ini menambah rasa keterasingan penulis, menggambarkan bagaimana masyarakat sering kali tampak acuh tak acuh dan tidak memperhatikan satu sama lain.

Tema dan Refleksi

Puisi "Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja" mengeksplorasi tema keterasingan, kesepian, dan refleksi di tengah keramaian kota. Melalui citra trotoar, etalase, dan perilaku orang-orang di sekitarnya, Beni Setia berhasil menyampaikan perasaan terpisah dan ketidakberdayaan di tengah masyarakat yang sibuk.
  • Keterasingan di Tengah Keramaian: Puisi ini mencerminkan bagaimana seseorang dapat merasa terasing dan kesepian meskipun berada di tengah keramaian kota. Trotoar yang seharusnya menjadi tempat pertemuan malah menjadi simbol dari jarak emosional dan ketidakberdayaan.
  • Perasaan Terpisah dari Dunia: Penggunaan kaca etalase dan galauan kota menggambarkan bagaimana penulis merasa terpisah dari kenyataan dan tidak dapat terhubung dengan apa yang ada di sekelilingnya. Ini menunjukkan perasaan tidak berdaya dan tidak relevan di tengah dunia yang sibuk.
  • Pengawasan dan Kebisuan: Perasaan diawasi dan kebisuan yang digambarkan dalam puisi menambah dimensi dari keterasingan, menggarisbawahi perasaan tertekan dan ketidaknyamanan yang dialami penulis.
Puisi "Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja" karya Beni Setia adalah sebuah karya yang menyentuh dan reflektif tentang keterasingan dan kesepian di tengah keramaian kota. Dengan menggunakan citra trotoar, etalase, dan perilaku orang-orang di sekitarnya, puisi ini menyampaikan perasaan terpisah dan ketidakberdayaan yang dialami penulis. Melalui gaya puitis yang mendalam dan observasi yang tajam, Beni Setia mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman pribadi mereka dan bagaimana perasaan keterasingan dapat muncul di tengah keramaian masyarakat.

Beni Setia
Puisi: Di Trotoar Bersama Orang Pulang Kerja
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.