Puisi: Anak-Anak Indonesia (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Anak-Anak Indonesia" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan realitas pahit yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia dalam menghadapi ...
Anak-Anak Indonesia

Kehilangan ladang di kampung mereka
Anak-anak Indonesia merangkak
di lorong-lorong gelap kota
Berjejal mereka di gerbong-gerbong

Kereta api senja
Terimpit dalam gubuk-gubuk
tanpa jendela
Anak-anak Indonesia akan digiring
kemanakah mereka

Bagai berjuta bebek mereka bersuara menyanyi
lagu tanpa syair dan nada
Sebelum matahari terbit, anak-anak Indonesia
berderet di tepi jalan raya
menggapai-gapaikan tangan mereka ke gedung-
gedung berkaca yang selalu tertutup pintu-pintunya.

Dari pagi hingga sore mereka antre lowongan kerja
tapi lantas dibuang ke daerah transmigrasi
Terusir dari tanah kelahiran (demi bendungan dan lapangan
golf katanya)

Anak-anak Indonesia tercecer di pasar-pasar kota, di kaki-
kaki hotel dan biro-biro ekspor tenaga kerja
Anak-anak Indonesia, akan dibawa kemanakah
Ketika bangku-bangku sekolah bukan lagi dewa
yang bisa menolong nasib mereka?

1996

Analisis Puisi:

Puisi "Anak-Anak Indonesia" karya Ahmadun Yosi Herfanda menggambarkan realitas pahit yang dihadapi oleh anak-anak Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Ahmadun Yosi Herfanda dengan liriknya yang kuat dan gambaran yang tajam menyampaikan pesan yang menyentuh hati tentang kondisi anak-anak di Indonesia.

Kehilangan Ladang di Kampung: Penyair menggambarkan kehilangan ladang di kampung sebagai awal dari perjalanan penderitaan anak-anak Indonesia. Tanah kelahiran mereka yang subur digantikan oleh lorong-lorong gelap kota, mencerminkan perpindahan dari kehidupan pedesaan ke kehidupan perkotaan yang keras dan tidak ramah.

Kondisi Hidup yang Sulit: Anak-anak Indonesia digambarkan merangkak di lorong-lorong gelap kota, mencoba bertahan hidup dalam keadaan yang sulit. Mereka berjejal di dalam gerbong-gerbong kereta api senja yang gelap, tanpa jendela yang dapat memberikan pandangan akan masa depan yang cerah.

Tantangan Sosial dan Ekonomi: Anak-anak Indonesia mengalami tantangan sosial dan ekonomi yang besar. Mereka harus antre lowongan kerja sejak pagi hingga sore, hanya untuk akhirnya dibuang ke daerah transmigrasi. Pengalaman ini mencerminkan ketidakpastian dan ketidakadilan dalam kesempatan ekonomi yang tersedia bagi mereka.

Tantangan Pendidikan: Bangku-bangku sekolah tidak lagi dianggap sebagai dewa yang dapat menolong nasib mereka. Ini menunjukkan bahwa akses pendidikan yang layak dan berkualitas belum menjadi kenyataan bagi banyak anak-anak Indonesia, yang akhirnya tercecer di pasar-pasar kota dan di kaki-kaki hotel.

Suara Anak-Anak yang Terpinggirkan: Melalui suara anak-anak Indonesia yang terpinggirkan, penyair menyampaikan pesan yang kuat tentang perlunya perubahan sosial dan sistemik untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi mereka.

Puisi "Anak-Anak Indonesia" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah karya yang menyentuh hati yang menggambarkan penderitaan dan tantangan yang dihadapi oleh anak-anak di Indonesia. Melalui gambaran yang tajam dan lirik yang kuat, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi anak-anak yang terpinggirkan dan mempertimbangkan tindakan yang perlu diambil untuk membantu mereka.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Anak-Anak Indonesia
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.