Puisi: Sajak Perkawinan (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Sajak Perkawinan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme, makna dalam, dan daya tarik linguistik.
Sajak Perkawinan

sahaya yang ini, Siapakah?
(kelopak-kelopak malam
berguguran) kaki langit yang kabur
dalam kamar, dalam Persetubuhan

butir demi butir
(Kau dan aku, aku
dan serbuk malam) tergelincir
menyatu

Perkawinan tak di mana pun, tak
kapan pun
kelopak demi kelopak terbuka
malam pun sempurna

1968

Sumber: Hujan Bulan Juni (1994)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Perkawinan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme, makna dalam, dan daya tarik linguistik. Puisi ini membahas tentang persatuan dan perpaduan dalam konteks perkawinan, dengan menggunakan imaji-imaji yang kuat untuk menggambarkan perasaan dan momen tersebut.

Tema: Tema utama dalam puisi ini adalah perkawinan, persatuan, dan perpaduan dua individu yang saling bergabung menjadi satu. Puisi ini menggambarkan momen-momen intim dalam hubungan perkawinan dan menggarisbawahi pentingnya kebersamaan dalam perjalanan kehidupan.

Pesan Sentral: Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah tentang perpaduan dan kesatuan dalam hubungan perkawinan. Puisi ini menggambarkan momen ketika dua individu bersatu dalam ikatan perkawinan dan bagaimana mereka saling melengkapi dan menyatu menjadi satu.

Bahasa dan Gaya Sastra: Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya akan simbolisme dan imaji-imaji kuat untuk mengungkapkan makna yang lebih dalam. Gaya bahasanya memungkinkan pembaca untuk merasakan perasaan dan momen yang digambarkan dalam puisi.

Imaji dan Simbolisme: 
  • "sahaya yang ini, Siapakah?": Pertanyaan ini mengundang pembaca untuk merenung tentang identitas dan esensi individu yang terlibat dalam perkawinan. Kata "sahaya" dapat mengacu pada dua individu yang bersatu.
  • "kelopak-kelopak malam berguguran": Simbol dari malam yang menggambarkan momen intim dan penuh arti. Bergugurnya kelopak-kelopak malam mungkin mencerminkan momen perpisahan dari masa lajang yang berubah menjadi suatu kebersamaan yang baru.
  • "kaki langit yang kabur dalam kamar, dalam Persetubuhan": Imaji ini menggambarkan suasana kerahasiaan dan keintiman dalam momen perkawinan. "Kaki langit" bisa jadi mengacu pada cakrawala atau dunia yang lebih luas, namun saat ini terkonsentrasi dalam momen kamar dan perpaduan dalam perkawinan.
  • "butir demi butir... tergelincir menyatu": Menggambarkan momen perpaduan dan kesatuan yang berangsur-angsur terjadi. Simbolisme butiran yang tergelincir dan menyatu mencerminkan proses perkawinan itu sendiri.
  • "Perkawinan tak di mana pun, tak kapan pun kelopak demi kelopak terbuka malam pun sempurna": Pesan bahwa perkawinan adalah sesuatu yang lebih dari sekadar fisik atau tempat dan waktu. Kelopak yang terbuka menggambarkan momen pembukaan, penerimaan, dan keseimbangan dalam perkawinan.
Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari tiga bait dengan struktur yang sederhana namun efektif. Setiap bait memiliki makna dan imaji yang mendalam, dan keseluruhan puisi membentuk narasi yang menggambarkan momen-momen perkawinan.

Analisis Kalimat:
  • "sahaya yang ini, Siapakah?": Pembukaan dengan pertanyaan ini mengundang refleksi tentang identitas dan perpaduan.
  • "kelopak-kelopak malam berguguran": Simbolisme malam yang berguguran menciptakan gambaran perasaan dan momen.
  • "kaki langit yang kabur dalam kamar, dalam Persetubuhan": Imaji tentang keintiman dan momen kerahasiaan.
  • "butir demi butir... tergelincir menyatu": Menggambarkan proses perpaduan dalam perkawinan.
  • "Perkawinan tak di mana pun, tak kapan pun kelopak demi kelopak terbuka malam pun sempurna": Penegasan bahwa perkawinan adalah sesuatu yang melampaui tempat dan waktu, mencapai keseimbangan dan kesempurnaan.
Puisi "Sajak Perkawinan" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggunakan simbolisme dan imaji-imaji kuat untuk menggambarkan momen perkawinan sebagai perpaduan dan kesatuan dua individu. Melalui bahasa yang sederhana namun mendalam, puisi ini merangkai makna tentang kebersamaan, kerahasiaan, dan proses perpaduan dalam hubungan perkawinan. Pesan tentang pentingnya momen-momen inti dan kesempurnaan dalam kesatuan menjadi fokus dalam puisi ini, mengundang pembaca untuk merenung tentang makna dan keindahan dalam hubungan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Sajak Perkawinan
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.