Puisi: Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya" sarat dengan makna dan pesan tentang kebebasan, alam, dan peran manusia dalam menjaga lingkungan.
Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya

Kemerdekaan yang tumbuh di sayapmu
Adalah jantung kehidupan
Terbanglah jauh
Bukit-bukit dan lazuardi
Adalah kekasih dalam hidup mati.

Kau lihat jua
Hijau lumut padang rumput
Telah melekat di kanvas para pelukis
Harum aroma mata air
Kini menetes di kalam penyair
Kilauan mutiara manusia
Telah disumbat dalam botol-botol aqua.

Kau terbanglah jauh-jauh
Sebelum musim berbunga pestisida
Kau ngembaralah jauh-jauh
Sebelum pemburu menyalamimu dengan peluru
O, jaga sayapmu yang merdeka
Setialah berkisah tentang kehijauan
Saat manusia kehilangan pohon-pohon kecintaan
Dan menggantinya dengan plastik-plastik
Tanpa urat kehidupan.

Jakarta, Agustus 1986

Analisis Puisi:

Puisi "Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang sarat dengan makna dan pesan tentang kebebasan, alam, dan peran manusia dalam menjaga lingkungan.

Kemerdekaan dan Kehidupan: Penyair menggambarkan kemerdekaan yang tumbuh di sayap anak burung sebagai jantung kehidupan. Ini mencerminkan kebebasan untuk mengeksplorasi dunia dan mengejar impian, yang merupakan inti dari kehidupan itu sendiri.

Kisah Alam: Dalam puisi ini, alam dipersonifikasikan sebagai kekasih dalam kehidupan dan kisah hidup manusia. Bukit-bukit dan lazuardi, serta hijau lumut padang rumput, semuanya menghadirkan gambaran alam yang indah dan mempesona. Penyair menunjukkan betapa pentingnya alam dalam kehidupan manusia, baik sebagai sumber inspirasi seni maupun sebagai tempat berlindung dan memperoleh ketenangan.

Peringatan dan Kehati-hatian: Penyair memberikan peringatan kepada anak burung untuk terbang jauh sebelum musim berubah dan manusia mulai mengganggu alam. Pestisida dan pemburu disebutkan sebagai ancaman yang nyata, mengingatkan kita akan bahaya yang dihadapi oleh makhluk hidup ketika lingkungan mereka terganggu oleh tindakan manusia.

Kesedihan atas Kerusakan Lingkungan: Puisi ini juga mencerminkan kesedihan penyair atas kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku manusia. Penggunaan plastik yang menggantikan pohon-pohon kecintaan diungkapkan sebagai suatu ironi yang menyedihkan. Ini mengajak kita untuk merenungkan peran kita dalam menjaga alam dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Pesan tentang Kepedulian dan Pemeliharaan Lingkungan: Puisi "Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya" menghadirkan pesan yang kuat tentang pentingnya kepedulian dan pemeliharaan lingkungan. Penyair mengajak kita untuk menghargai keindahan alam, berhati-hati terhadap ancaman yang mengancamnya, dan bertanggung jawab dalam menjaga kelestariannya.

Dengan kata-kata yang indah dan penuh makna, Diah Hadaning menggambarkan kompleksitas hubungan antara manusia dan alam dalam "Puisi Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya". Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan peran kita sebagai penghuni bumi dan tanggung jawab kita dalam menjaga keberlangsungan hidup alam semesta.

Puisi: Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya
Puisi: Pesan Seekor Induk Burung kepada Anaknya
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.