Puisi: Ruang Tunggu (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Ruang Tunggu" karya Sapardi Djoko Damono mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kesendirian, ketakutan, dan harapan dalam situasi yang ...
Ruang Tunggu

Ada yang terasa sakit
di pusat perutnya
ia pun pergi ke dokter
belum ada seorang pun di ruang tunggu
beberapa bangku panjang yang kosong
tak juga mengundangnya duduk
ia pun mondar-mandir saja
menunggu dokter memanggilnya
namun mendadak seperti didengarnya
suara yang sangat lirih
dari kamar periksa
ada yang sedang menyanyikan
beberapa ayat kitab suci
yang sudah sangat dikenalnya
tapi ia seperti takut mengikutinya
seperti sudah lupa yang mana
mungkin karena ia masih ingin
sembuh dari sakitnya.

Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Ruang Tunggu" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah eksplorasi yang mendalam tentang keadaan psikologis seseorang yang menunggu di ruang tunggu sebuah klinik atau rumah sakit. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kesendirian, ketakutan, dan harapan dalam situasi yang tak pasti.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari satu bait yang terdiri dari beberapa kalimat pendek yang terhubung secara alur cerita. Gaya bahasa yang digunakan cenderung deskriptif, dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun mampu menggambarkan suasana dan perasaan yang kompleks.

Tema Utama

  • Kesendirian dan Kegelisahan: Puisi ini menggambarkan kesendirian seseorang yang sedang menunggu di ruang tunggu, di mana suasana sepi dan kekosongan bangku-bangku panjang menciptakan suasana yang menekan.
  • Ketakutan dan Ketidakpastian: Ada nuansa ketakutan yang disampaikan melalui suara lirih yang didengar dari kamar periksa, yang mungkin menggambarkan ketidakpastian terhadap proses medis atau perasaan tidak nyaman terhadap situasi yang tidak dikenal.
  • Harapan dan Pengharapan: Meskipun dihadapkan dengan kegelisahan dan ketakutan, ada juga harapan yang tersirat dalam keinginan untuk sembuh dari sakitnya, yang mencerminkan optimisme dan semangat untuk pulih.

Analisis Teks

Puisi ini dimulai dengan deskripsi keadaan fisik ruang tunggu yang sepi dan kosong, yang secara langsung menciptakan gambaran tentang kesendirian dan kehampaan. Kata-kata "beberapa bangku panjang yang kosong" memberi kesan ruang yang tidak ramai dan tidak ramah.

Kemudian, terdengar suara lirih dari kamar periksa yang menyanyikan beberapa ayat kitab suci yang dikenal, yang menciptakan kontras antara suasana klinik yang kaku dengan kehadiran spiritualitas atau ketuhanan. Suara ini memunculkan nuansa misterius dan sedikit menakutkan, menciptakan rasa ketidakpastian yang menggugah imajinasi pembaca.

Penggunaan Bahasa dan Gaya Sastra

Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang sederhana namun padat makna, dengan penggunaan imaji yang kuat untuk menggambarkan suasana dan perasaan yang rumit. Penggunaan metafora yang halus seperti "suara yang sangat lirih" menggambarkan nuansa yang lembut namun mengganggu.

Puisi "Ruang Tunggu" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan keadaan psikologis seseorang dengan cara yang menarik dan memikat. Melalui gambaran fisik ruang tunggu dan pengeksplorasian nuansa emosional, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kesendirian, ketakutan, dan harapan dalam situasi yang tak pasti. Dengan gaya bahasa yang khas dan penggunaan imaji yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema-tema universal tentang kemanusiaan dengan cara yang mendalam dan menawan.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Ruang Tunggu
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.