Kapal Apung (atau dalam bahasa Aceh sering disebut Kapai Apong) adalah sebuah kapal generator listrik milik PLN di kota Banda Aceh yang dibawa arus tsunami pada tahun 2004 silam.
Arief Munandar di Kapal Apong |
Sebelum diseret gelombang pasang setinggi 9 Meter, kapal tersebut dahulunya berada di laut yang jauhnya sekitar 5 Kilo Meter dari tempat berdirinya sekarang, Punge Blang Cut, Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Sungguh di luar prediksi, kapal yang memiliki bobot 2.600 Pon ini berpindah tempat (ke darat) dengan semudah itu.
Arief dan Agoes di kapal Apung |
Setelah diseret ke darat, kapal ini pindah fungsi menjadi sebuah Objek Wisata. Mesin pembangkit listrik yang dahulunya berada di dalam kapal ini pun sudah dipindahkan pada tahun 2010. Dan untuk sekarang ini, Kapal Apung berada di bawah pengelolaan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Agoes di Tugu pendataan Tsunami 2004 silam |
Menurut sumber yang saya peroleh, kapal dan tempat di sekitarnya, terakhir kali direnovasi yaitu pada tahun 2012. Yang mana pada saat itu didirikan 2 menara dan dibuatkan Jalan Setapak untuk memudahkan pengunjung menikmati sisi kapal dari berbagai sudut. Pada tahun yang sama pula dibuat sebuah Air Mancur yang indah. Namun sayang, saat saya tiba di Kapal Apung (1 November 2015), Air Mancur tersebut sudah tidak ada lagi.
Arief di bagian paling atas Kapal Apung |
Sejarahnya, Kapal Apung adalah salah satu kapal yang difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), kekuatan dayanya mencapai 10,5 megawatt. Kapal ini memiliki luas sekitar 1.900 kilometer persegi, dengan panjang mencapai 63 meter. Bayangkan, betapa besarnya kapal tersebut.
Arief sedang ngartis |
Berdasarkan dari sumber yang berbeda, ketika Tsunami 26 Desember 2004 terjadi, di atas (di dalam) kapal tersebut memiliki 11 awak kapal (dan beberapa warga) yang menjadi korban, dan hanya satu di antara mereka yang selamat. Namun sumber yang lain menyebutkan, tidak ada satupun yang selamat.
Arief dan senja di Kapal Apung |
Kapal Apung adalah salah satu saksi bisu kedahsyatan Tsunami 2004. Dan dengan tujuan mulia, akhirnya kapal tersebut ditata menjadi salah satu Tempat Wisata di Aceh agar masyarakat setidaknya bisa sedikit mengenang korban jiwa yang jatuh akibat tsunami silam.
Agoes dan Wilda sedang berjalan di seputaran Kapal Apung |
Kapal Apung ini letaknya tidak jauh dari Museum Tsunami yang berada di sekitar Blang Padang, Kota Banda Aceh. Untuk menuju ke tempat ini, tidak perlu menempuh waktu yang lama dari pusat kota. Jadi sangat disayangkan jika anda tidak menyempatkan diri untuk berada di sini.