Puisi: Yang Kutulis Ketika Itu (Karya Raedu Basha)

Puisi "Yang Kutulis Ketika Itu" karya Raedu Basha menawarkan pandangan mendalam tentang kelelahan emosional dalam hubungan yang berakhir.
Yang Kutulis Ketika Itu
(ketika aku masih sering menelfonmu)

Aku lelah
sayang
sealur daun-daun tumbang
dari pohon menjulur ke kamar
ke ranjang
Tertahan seumpama lagu rindu yang terputar
tiba-tiba terhenti pada kaset pita rompal.
Hanya malam ini
aku tak dapat katakan apapun
di ujung telefonku
yang penuh gumpal debu
: debu yang satu-persatu kita timbun
dalam sisa panggilan panjang telepon genggam
dimana kau biasa mengatakan rindu yang sangat sekarat.
Ingat bila 25 menit berlalu
panggilan berakhir karena paket XL Serbu
tepat 11 malam kita biasa hentikan waktu
dalam panggilan suara
walau mata tak nentu
tak tenggelam
tapi kau tahu alasannya
ya karena tak ada pulsa.
Hanya satu yang ingin kukatakan padamu
aku lelah
sayang...
Mungkin saatnya kita berhenti di titik sebelumnya
saat tak ada frasa
sebelum koma
dan kau mulai pikirkan kalimat apa kira-kira
yang akan jadi cerita selanjutnya.

29 April 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Yang Kutulis Ketika Itu" karya Raedu Basha menangkap perasaan lelah dan kesedihan yang mendalam dalam sebuah hubungan melalui citraan telepon dan kenangan. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengeksplorasi dinamika emosional yang terjadi ketika komunikasi dan hubungan mulai memudar.

Struktur dan Tema

Puisi ini dibangun dalam bentuk naratif yang menceritakan tentang perasaan lelah dan kerinduan yang dialami oleh tokoh puisi. Melalui penggambaran suasana yang melankolis dan kenangan komunikasi melalui telepon, puisi ini menyampaikan tema utama tentang kelelahan emosional dan kebutuhan untuk mengakhiri sesuatu yang telah menjadi beban.

Citraan Telepon dan Kenangan

Puisi ini dimulai dengan kalimat "Aku lelah / sayang / sealur daun-daun tumbang," yang menggambarkan kelelahan emosional yang dirasakan tokoh puisi. Citraan daun-daun tumbang dan pohon yang menjulur ke kamar memberikan gambaran tentang keletihan yang menyebar dan tidak bisa dihindari. Penggunaan telepon sebagai simbol komunikasi menjadi inti dari puisi ini, menunjukkan bagaimana kenangan-kenangan dari percakapan telepon yang panjang dan penuh emosi kini terasa seperti beban.

Kesedihan dan Kelelahan

Bagian puisi yang berbicara tentang "lagu rindu yang terputar / tiba-tiba terhenti pada kaset pita rompal" mencerminkan bagaimana perasaan rindu yang dulu terasa penuh makna kini menjadi tidak berfungsi. Kaset pita rompal menggambarkan ketidakmampuan untuk melanjutkan komunikasi atau hubungan yang telah ada, menunjukkan bahwa apa yang dulunya berarti kini menjadi sesuatu yang rusak dan tidak lagi berfungsi.

Kenangan Panggilan Telepon

Penggambaran panggilan telepon yang berakhir karena "paket XL Serbu" dan "tak ada pulsa" memberikan nuansa nostalgia dan kesederhanaan dari hubungan yang terputus. Momen-momen di mana mereka "hentikan waktu" dalam panggilan suara menjadi simbol dari hubungan yang intens namun kini harus menghadapi kenyataan dari keterbatasan dan ketidakmampuan.

Kebutuhan untuk Mengakhiri

Baris terakhir puisi, "Hanya satu yang ingin kukatakan padamu / aku lelah / sayang... / Mungkin saatnya kita berhenti di titik sebelumnya," menandakan keputusasaan dan kebutuhan untuk mengakhiri hubungan. Penutup ini menggarisbawahi perasaan bahwa mungkin sudah saatnya untuk berhenti dan memikirkan langkah selanjutnya tanpa frasa atau penjelasan lebih lanjut.

Puisi "Yang Kutulis Ketika Itu" karya Raedu Basha menawarkan pandangan mendalam tentang kelelahan emosional dalam hubungan yang berakhir. Dengan menggunakan citraan telepon dan kenangan-kenangan dari komunikasi yang penuh emosi, puisi ini mengungkapkan rasa kesedihan dan kelelahan yang dirasakan ketika hubungan yang dulunya berarti kini mulai memudar. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana hubungan dapat berubah dan kapan saat yang tepat untuk mengakhirinya.

Puisi: Yang Kutulis Ketika Itu
Puisi: Yang Kutulis Ketika Itu
Karya: Raedu Basha
© Sepenuhnya. All rights reserved.