Puisi: Ruang Tamu (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Ruang Tamu" karya Dorothea Rosa Herliany menggambarkan bagaimana seseorang dapat merasa terasing dan tidak terhubung dengan dunia di ...
Ruang Tamu

Waktu meninggalkan jagat semesta
aku terperangkap di luar bingkai tidurmu
(lukisan dinding yang mengembun 
di meja tamu 
dan jendela kaca yang melepaskanku 
ke alam tanpa tepi: sungai kaca,
rumput-rumput 
dan angsa-angsa pesta warna
pada bulu-bulu sayapnya)

Aku terperangkap dalam percakapan
antara waktu ke waktu -tak bertepi
dalam sendiri yang paling sendiri.

1986

Sumber: Matahari yang Mengalir (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Ruang Tamu" karya Dorothea Rosa Herliany mengeksplorasi tema tentang keterasingan, waktu, dan perasaan terperangkap dalam ruang dan waktu. Dengan penggunaan gambar dan metafora yang kuat, puisi ini menyajikan gambaran yang mendalam tentang bagaimana individu dapat merasa terasing dan terjebak dalam lingkaran waktu yang tak berujung.

Dalam "Ruang Tamu," Herliany menciptakan sebuah suasana yang melankolis dan surreal melalui deskripsi visual dan metafora yang kaya. Puisi ini menggambarkan perasaan terasing yang dialami seseorang yang merasa terperangkap di luar realitas yang biasa, di dalam ruang yang tidak memiliki batasan yang jelas.

Eksplorasi Tema dan Simbolisme

  • Keterasingan dan Waktu: "Waktu meninggalkan jagat semesta" membuka puisi dengan pernyataan tentang bagaimana waktu tampaknya meninggalkan ruang yang luas dan universal. Ini menciptakan kesan bahwa waktu telah melupakan atau meninggalkan sesuatu yang penting, meninggalkan individu dalam keadaan terasing dan kosong.
  • Bingkai Tidur dan Ruang Tamu: "Aku terperangkap di luar bingkai tidurmu" menggambarkan perasaan terperangkap di luar realitas seseorang, yang mungkin mengacu pada pengalaman atau keadaan yang tidak bisa dijangkau atau dimengerti sepenuhnya. Bingkai tidur di sini berfungsi sebagai batasan yang membatasi seseorang pada pengalaman dan persepsi tertentu, dan berada di luar bingkai tersebut menciptakan rasa keterasingan.
  • Lukisan Dinding dan Jendela Kaca: "Lukisan dinding yang mengembun di meja tamu" dan "jendela kaca yang melepaskanku ke alam tanpa tepi" menggunakan elemen-elemen ini untuk menciptakan suasana nyata. Lukisan dinding yang mengembun bisa melambangkan kenangan atau perasaan yang kabur dan tidak dapat dijangkau, sedangkan jendela kaca membuka jalan menuju "alam tanpa tepi" yang bisa diartikan sebagai kebebasan atau juga ketidakpastian.

Simbolisme Alam dan Perasaan Terperangkap

  • Sungai Kaca dan Angsa-Angsa: "Sungai kaca, rumput-rumput, dan angsa-angsa pesta warna pada bulu-bulu sayapnya" menciptakan gambaran alam yang surreal dan tidak nyata. Sungai kaca dan angsa-angsa berwarna mencerminkan dunia yang indah namun asing, menciptakan kesan bahwa dunia di luar bingkai tidur adalah sesuatu yang mempesona namun tidak dapat diakses sepenuhnya.
  • Percakapan antara Waktu: "Aku terperangkap dalam percakapan antara waktu ke waktu" menunjukkan perasaan terjebak dalam siklus waktu yang tak berujung. Percakapan ini bisa diartikan sebagai dialog internal atau perasaan berulang yang tidak pernah berakhir, menciptakan rasa isolasi dan kesendirian yang mendalam.
Puisi "Ruang Tamu" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang keterasingan, waktu, dan perasaan terperangkap. Dengan penggunaan gambar yang nyata dan metafora yang kuat, puisi ini menggambarkan bagaimana seseorang dapat merasa terasing dan tidak terhubung dengan dunia di sekitarnya. Herliany menciptakan suasana yang penuh dengan keindahan namun juga kekosongan, mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana perasaan terasing dan keterjebakan dalam waktu dapat memengaruhi pengalaman kita. Puisi ini menyajikan gambaran tentang bagaimana waktu dan ruang dapat membentuk dan membatasi persepsi kita, dan bagaimana kita berusaha untuk memahami dan mengatasi perasaan terasing dalam kehidupan kita.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Ruang Tamu
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.