Puisi: Dalam Perjalanan (Karya Aldian Aripin)

Puisi "Dalam Perjalanan" menghadirkan gambaran yang indah tentang perjalanan fisik dan spiritual seseorang. Melalui penggambaran alam dan pesan ...
Dalam Perjalanan

Maka pulau Bangka pun terlampaui
Benturan-benturan ombak di haluan
Memukul-mukul hatiku yang rindu.

Elang yang duka bertengger di kayu terapung
Mengucapkan salam, selamat jalan kepadaku
Perantau larut dalam perjalan pulang

Matahari yang jingga keemasan
Sebentar lagi 'kan silam, tenggelam
Di balik-balik Bukit Barisan

Ketika ini, di senja begini
Kutahu dia sedang mengulangi membaca
Telegram yang kemarin aku poskan:

"Aku pulang, datang bersama kematangan
Yang akan kutumbuhkan dalam hatimu,
Nantikan daku sayang, di pelabuhan." 

1964

Sumber: Ribeli 1966 (Penerbit Sastera Leo Medan, 1966)

Analisis Puisi:

Puisi "Dalam Perjalanan" karya Aldian Aripin adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan seorang perantau yang sedang dalam perjalanan pulang.

Sentuhan Alam: Puisi ini menciptakan citra alam yang kuat, mulai dari pulau Bangka hingga benturan ombak di haluan. Penggambaran alam memberikan nuansa perjalanan yang penuh dengan tantangan dan keindahan alam.

Simbolisme Elang: Elang yang duka yang bertengger di kayu terapung menjadi simbol kehadiran spiritual atau pesan dari alam. Salam dan selamat jalan yang diucapkan oleh elang menciptakan suasana perpisahan dan kesedihan.

Perasaan Nostalgia: Ada sentuhan nostalgia dalam puisi ini, terutama melalui gambaran matahari yang tenggelam di balik Bukit Barisan. Perasaan akan kehangatan dan keindahan rumah menjadi lebih nyata seiring perjalanan pulang.

Pesannya yang Dikirim: Puisi ini mencakup pesan yang diucapkan oleh sang perantau kepada orang yang dicintainya. Pesan tersebut diwakili dalam bentuk sebuah telegram yang memaparkan keberangkatan sang perantau dan janji untuk pulang dengan kedewasaan yang baru ditemukan.

Rasa Rindu dan Antisipasi: Rasa rindu dan antisipasi terasa kuat dalam puisi ini. Sang perantau menanti untuk bertemu kembali dengan orang yang dicintainya, sementara kesadaran akan keindahan alam yang dilewatinya menjadikan perjalanan ini sebagai sebuah proses introspeksi dan pengharapan.

Bahasa yang Menyentuh: Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sederhana namun sarat dengan makna. Kata-kata dipilih dengan hati-hati untuk menyampaikan perasaan yang dalam dan kompleks.

Puisi "Dalam Perjalanan" menghadirkan gambaran yang indah tentang perjalanan fisik dan spiritual seseorang. Melalui penggambaran alam dan pesan yang dikirim, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti perjalanan hidup dan harapan akan kedatangan yang penuh makna.

Aldian Aripin
Puisi: Dalam Perjalanan
Karya: Aldian Aripin

Biodata Aldian Aripin:
  • Aldian Aripin lahir pada tanggal 1 Agustus 1938 di Kotapinang, Sumatera Utara.
  • Aldian Aripin meninggal dunia pada tanggal 15 Oktober 2010 di Medan
  • Aldian Aripin merupakan Penyair Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kutitip Rinduku kutitip rinduku di rumah Gadang usai lelah menyusuri kota Padang dari gunung, ngarai, hingga pantai sejauh Teluk Bayur aku memburu jejak musafir d…
  • Rinduku Rinduku rindu yang berjuntai di baris-baris puisimu rinduku rindu jeritan ilalang ditikam kemarau rinduku rindu eongan kucin…
  • Rinduapi bakar nyaladitiup angincakrawalaPenjara Madiun, 2 Februari 1963Sumber: Catatan Subversif (1980)Analisis Puisi:Puisi "Rindu" karya Mochtar Lubis adalah sebuah kar…
  • Deru Hati Rindu Sering kuterbangkan rindu Pada batu-batu Angin senjakala Dan malam adalah engkau yang karam Ke dalam kelam Kupandang titik-titik rinduku yang berserakan …
  • RinduLamunku tetap saja, tak seindah hari kemarinBiar saja halu melaluTapi sebaiknya, jangan tentang keelokanmu yang menari di jantungku,Rasa ini menggebu-gebuNamun rindu ini tak k…
  • Ibu Tinggal Bersama RinduIbu tinggal bersama rindupilu doanya tajam sembilu,— buah hidupku  sapi kerapan sedang berpacu  rantau mana dijelajahinya  moga ada pahit da…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.