Puisi: Kepergian (Karya Joshua Igho)

Puisi "Kepergian" karya Joshua Igho menggambarkan kepergian yang penuh rasa hormat, rasa terima kasih, dan harapan akan masa depan.
Kepergian
(: Erwindho Hascaryo)

Maaf aku diam-diam pergi
ketika engkau tengah merajut mimpi
sebab aku tak ingin, pagi mendahului
engkau sungguh telah memberi arti
dalam pergulatan hidup yang kujalani

Mungkin suatu saat nanti
kita bersama kembali
mereguk sunyi
dalam wangi kopi.

2014

Analisis Puisi:

Puisi "Kepergian" karya Joshua Igho adalah sebuah karya yang menangkap keintiman dan keheningan perpisahan dengan cara yang sangat puitis. Melalui struktur dan pilihan kata yang sederhana namun mendalam, puisi ini mengeksplorasi tema kepergian, rasa terima kasih, dan kemungkinan pertemuan kembali.

Tema

  • Kepergian dan Perpisahan: Tema utama dari puisi ini adalah kepergian dan perpisahan. Penulis menyampaikan rasa maaf karena pergi secara diam-diam tanpa memberi tahu pihak lain, serta menjelaskan alasan di balik keputusannya untuk tidak mengganggu mimpi seseorang yang sedang merajut.
  • Rasa Terima Kasih: Puisi ini juga mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap orang yang telah memberikan arti dalam hidup penulis. Meskipun kepergian adalah hal yang harus terjadi, penulis merasa berutang budi dan ingin mengungkapkan betapa berartinya kehadiran orang tersebut dalam perjalanan hidupnya.
  • Harapan untuk Pertemuan Kembali: Selain tema kepergian, puisi ini juga menyinggung harapan akan kemungkinan bertemu kembali di masa depan. Penulis membayangkan momen tenang bersama dalam kesederhanaan, yaitu menikmati wangi kopi dan keheningan.

Bait Pertama: Kepergian Diam-Diam

Maaf aku diam-diam pergi
ketika engkau tengah merajut mimpi
sebab aku tak ingin, pagi mendahului
engkau sungguh telah memberi arti
dalam pergulatan hidup yang kujalani

Bait ini mengungkapkan alasan kepergian yang dilakukan secara diam-diam, yaitu untuk tidak mengganggu mimpi dan rutinitas orang lain. Penulis mengakui betapa pentingnya orang tersebut dalam hidupnya dan merasa bahwa kepergian ini adalah cara terbaik untuk menghormati hubungan mereka.

Bait Kedua: Harapan untuk Masa Depan

Mungkin suatu saat nanti
kita bersama kembali
mereguk sunyi
dalam wangi kopi.

Bait ini menggambarkan harapan akan pertemuan kembali di masa depan. Momen yang dibayangkan adalah waktu yang sederhana namun penuh makna, di mana mereka dapat menikmati kebersamaan dalam keheningan dan aroma kopi.

Gaya dan Struktur

  • Kesederhanaan dan Keanggunan: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun elegan, dengan pilihan kata yang tepat untuk menyampaikan emosi dengan cara yang menyentuh. Struktur puisi yang ringkas memungkinkan pembaca meresapi setiap kata dan merasakan kedalaman emosi penulis.
  • Pencitraan dan Simbolisme: Penggunaan gambar seperti "merajut mimpi," "wangi kopi," dan "sunyi" berfungsi untuk menyampaikan suasana hati dan menciptakan suasana yang intim. Imaji ini menghidupkan puisi dan membuat perasaan kepergian serta harapan akan pertemuan kembali menjadi lebih konkret dan nyata.

Makna dan Pesan

Puisi "Kepergian" mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai hubungan dan mengenali nilai kehadiran orang-orang dalam hidup kita. Meskipun perpisahan adalah bagian dari kehidupan, puisi ini mengingatkan kita bahwa setiap hubungan meninggalkan jejak yang berharga. Selain itu, puisi ini juga menegaskan bahwa kepergian bukanlah akhir, melainkan sebuah fase yang dapat diikuti dengan harapan akan pertemuan kembali di masa depan.

Puisi "Kepergian" karya Joshua Igho adalah puisi yang menangkap esensi dari perpisahan dengan kelembutan dan keanggunan. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, puisi ini menggambarkan kepergian yang penuh rasa hormat, rasa terima kasih, dan harapan akan masa depan. Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa meskipun kepergian dapat menyakitkan, hubungan yang berarti akan selalu meninggalkan bekas yang abadi dan kemungkinan untuk bertemu kembali di masa depan adalah sesuatu yang dapat diharapkan.

"Puisi Joshua Igho"
Puisi: Kepergian
Karya: Joshua Igho
© Sepenuhnya. All rights reserved.