Puisi: Sunyi (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Sunyi" karya Amir Hamzah menggambarkan keadaan emosional yang rumit dan mendalam melalui penggunaan bahasa yang indah dan gambaran alam yang ..
Sunyi

Kuketuk pintu masaku muda
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.

Kudatangi gelanggang tempat menyebung
masa bujang tempat beria
kulihat siku singgung menyinggung
aku terdiri haram disapa ...

Teruslah aku perlahan-lahan
sayu rayu hati melipur
nangislah aku tersedan-sedan
mendengarkan pujuk duka bercampur.

Kudengar bangsi memanggil-manggil
tersedu-sedu, dayu mendayu
tersalah aku diri terpencil
badan dilambung gelombang rindu.

Duduklah aku bertopang dagu
merenung kupu mengecup bunga
lenalah aku sementara waktu
dalam rangkum kenangan lama.

Rupanya teja serasa kulihat
suaramu dinda rasakan kudengar
dinda bersandar duduk bersikat
aku mengintip ombak berpendar.

Imbau gelombang menyembahkan lagu
kepada bibirmu kesumba pati
fikiranku melayang ke padang rindu
walaupun dinda duduk di sisi.

Sumber: Buah Rindu (1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Sunyi" karya Amir Hamzah adalah ekspresi yang dalam tentang kesendirian, kerinduan, dan kehilangan.

Tema Kesendirian dan Kerinduan: Puisi ini secara kuat mengeksplorasi tema kesendirian dan kerinduan. Penyair menggambarkan perasaan sepi dan kekosongan yang dirasakan saat berada di dalam "taman terkunci" dan merasa "sunyi sendiri". Kesendirian ini tercermin dalam usahanya untuk mengingat kembali masa lalu.

Simbolisme Tempat-Tempat: Penyair menggunakan gambaran tempat-tempat seperti "gelanggang tempat menyebung" dan "padang rindu" untuk mengekspresikan keadaan emosional dan psikologis karakter utama. Tempat-tempat ini menjadi lambang kerinduan dan kenangan masa lalu yang menyentuh.

Bahasa Romantis dan Sentimental: Puisi ini dipenuhi dengan bahasa yang romantis dan sentimental, menciptakan suasana yang mendalam dan mengharukan. Penyair menggunakan gambaran seperti "kulihat siku singgung menyinggung" dan "mendengarkan pujuk duka bercampur" untuk mengekspresikan kerinduan dan kesedihan.

Alam dan Suasana: Alam memainkan peran penting dalam menciptakan suasana puisi. Suara ombak, angin laut, dan keindahan alam digambarkan secara indah, menciptakan latar belakang yang melankolis dan memikat.

Rindu yang Tidak Terbalaskan: Puisi ini juga menggambarkan perasaan kerinduan yang tidak terbalaskan, yang tercermin dalam baris "walaupun dinda duduk di sisi". Meskipun orang yang dicintai hadir secara fisik, rindu itu tetap mengendap dalam pikiran dan hati.

Kesimpulan Melankolis: Puisi ini berakhir dengan nada melankolis, di mana karakter utama merenung tentang kehidupan dan kenangan lama. Meskipun ada kehadiran fisik orang yang dicintai, penyair masih merasa terombang-ambing dalam gelombang rindu dan kehilangan.

Secara keseluruhan, puisi "Sunyi" adalah refleksi yang mendalam tentang kesendirian, kerinduan, dan kehilangan. Amir Hamzah menggambarkan keadaan emosional yang rumit dan mendalam melalui penggunaan bahasa yang indah dan gambaran alam yang kuat.

Amir Hamzah
Puisi: Sunyi
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.