Puisi: Ia pun Kini Sunyi (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Ia Pun Kini Sunyi" karya Ajip Rosidi menegaskan bagaimana kesunyian dan duka dapat mengisolasi seseorang, menjadikannya refleksi yang kuat ...
Ia pun Kini Sunyi

Ia pun kini sunyi
tahu dua macam bunga:
yang putih, sendiri, sepi
tak terjangkau dari tepi ini.

Ia pun bernyanyi
lagu sedih ditinggal kasih
tahu segala yang sia-sia
bernama duka.

Ia pun sunyi
Ia pun sendiri.

1954

Sumber: Jeram (1970)

Analisis Puisi:

Puisi "Ia Pun Kini Sunyi" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang mengungkapkan kedalaman kesunyian dan kepedihan. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menyoroti pengalaman emosional seorang individu yang mengalami rasa sepi dan kehilangan.

Kesunyian dan Kesejukan

"Ia pun kini sunyi / tahu dua macam bunga: / yang putih, sendiri, sepi / tak terjangkau dari tepi ini."

Puisi ini dimulai dengan gambaran kesunyian yang mendalam. Frasa "Ia pun kini sunyi" menegaskan keadaan sunyi yang dialami tokoh dalam puisi. Dua macam bunga, yang putih dan sendiri, melambangkan keterasingan dan kesepian. Bunga putih sering diasosiasikan dengan kemurnian, namun dalam konteks ini, ia juga mencerminkan kesendirian dan ketidakmampuan untuk terhubung dengan dunia luar.

Nyanyian Kesedihan

"Ia pun bernyanyi / lagu sedih ditinggal kasih / tahu segala yang sia-sia / bernama duka."

Pada bagian ini, tokoh dalam puisi bernyanyi sebuah lagu sedih sebagai ekspresi dari kepedihan yang dirasakannya. Lagu sedih ini, yang terkait dengan "ditinggal kasih," mencerminkan kehilangan dan kesedihan mendalam. Pengetahuan tentang "segala yang sia-sia" menunjukkan pemahaman tokoh tentang betapa tidak berartinya perjuangan melawan duka yang dirasakannya.

Kesendirian yang Abadi

"Ia pun sunyi / Ia pun sendiri."

Penutup puisi menegaskan kembali tema kesunyian dan kesendirian. Pengulangan frasa "Ia pun sunyi" dan "Ia pun sendiri" menguatkan perasaan isolasi yang dialami tokoh. Kesendirian ini bukan hanya fisik tetapi juga emosional, menggambarkan bagaimana tokoh merasa terasing dari dunia di sekelilingnya.

Interpretasi dan Konteks

  • Kesunyian sebagai Tema Utama: Puisi ini dengan jelas menggambarkan tema kesunyian. Kesunyian bukan hanya merupakan keadaan fisik tetapi juga emosional, menunjukkan perasaan keterasingan yang mendalam. Kesunyian ini bisa diartikan sebagai hasil dari kehilangan atau kegagalan dalam hubungan yang pernah penting bagi tokoh.
  • Simbolisme Bunga Putih: Bunga putih dalam puisi ini adalah simbol penting. Biasanya melambangkan kemurnian dan keindahan, tetapi dalam konteks puisi ini, ia juga menggambarkan kesepian dan keterasingan. Bunga yang "tak terjangkau dari tepi ini" menunjukkan betapa jauh dan tidak terjangkaunya perasaan dan keadaan tokoh.
  • Ekspresi Kesedihan dan Kekecewaan: Lagu sedih yang dinyanyikan oleh tokoh puisi adalah cara untuk mengekspresikan kesedihan dan kekecewaan. Nyanyian ini menjadi sebuah cara untuk melepaskan perasaan duka yang dalam dan juga sebagai bentuk perenungan tentang segala sesuatu yang dianggap sia-sia.
  • Kritik terhadap Harapan dan Kenyataan: Puisi ini juga bisa dibaca sebagai kritik terhadap harapan yang tidak pernah terwujud dan kenyataan yang sering kali menghancurkan harapan tersebut. Kesadaran bahwa segala sesuatu adalah sia-sia menambah lapisan kekecewaan dan kesedihan yang dirasakan tokoh.
Puisi "Ia Pun Kini Sunyi" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang mendalam dan emosional, menggambarkan tema kesunyian dan kepedihan dengan kejelasan dan intensitas. Dengan simbolisme yang kuat dan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menawarkan pandangan yang mendalam tentang pengalaman kesepian dan kehilangan. Puisi ini menegaskan bagaimana kesunyian dan duka dapat mengisolasi seseorang, menjadikannya refleksi yang kuat tentang kondisi emosional manusia dalam menghadapi kehilangan dan ketidakberdayaan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Ia pun Kini Sunyi
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.