Analisis Puisi:
Puisi "Setelah Perjumpaan Ini" karya Acep Syahril merupakan sebuah karya sastra yang sarat dengan gambaran-gambaran penuh emosi dan kegelisahan terhadap pengalaman perjumpaan yang berpotensi penuh dengan bahaya dan kekerasan. Puisi ini menggambarkan efek dan dampak dari perjumpaan tersebut, baik secara fisik maupun emosional, serta refleksi tentang nasib di masa mendatang.
Kehilangan Aroma yang Indah: Puisi ini menggambarkan bahwa perjumpaan telah merusak pengalaman dan kesadaran akan hal-hal yang indah dalam hidup, seperti aroma matahari, bintang-bintang, dan bulan. Kata-kata seperti "popor senjata," "bau busuk nafas mata-mata," dan "pantul cahaya 500 watt" menciptakan kontras antara aroma yang seharusnya indah dengan bau-bauan dan cahaya yang berkaitan dengan situasi perjumpaan yang keras.
Kekerasan dan Kekerasan Mental: Puisi ini menyentuh pada tema kekerasan dan dampak psikologis yang dihasilkan oleh perjumpaan tersebut. Bahasa yang digunakan menggambarkan kengerian situasi di mana bau amis, busuk, dan nafas mata-mata mengganggu kehidupan. Puisi juga menggambarkan interogasi yang kejam dan metode kekerasan yang diaplikasikan.
Kehilangan Kemanusiaan: Puisi ini menggambarkan bagaimana pengalaman perjumpaan yang keras mengancam untuk merampas kemanusiaan seseorang. Gambaran anak dan istri yang hanya diasosiasikan dengan "bau kezaliman," "potongan urat nadi," dan "amunisi" menggambarkan bagaimana perjumpaan tersebut dapat menggoyahkan ikatan keluarga dan kemanusiaan.
Ketidakpastian Masa Depan: Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian tentang masa depan. Penyair merenungkan nasib sang kawan setelah perjumpaan tersebut, menunjukkan bahwa hasil dari peristiwa ini tidak dapat diprediksi dan mungkin sangat berbahaya.
Kesedihan dan Penderitaan: Puisi ini dipenuhi dengan nuansa kesedihan dan penderitaan, baik yang terasa langsung maupun yang ditimbulkan oleh perasaan tidak aman dan ketidakpastian.
Puisi "Setelah Perjumpaan Ini" oleh Acep Syahril adalah karya yang menggambarkan dampak dan efek dari pengalaman perjumpaan yang keras dan penuh bahaya. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang berani, puisi ini memaksa pembaca untuk merasakan dan merenungkan tentang kekerasan, kehilangan, dan ketidakpastian yang mungkin muncul akibat dari peristiwa semacam itu.
Karya: Acep Syahril