Puisi: Catatan Senja (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Catatan Senja" karya Ahmadun Yosi Herfanda menciptakan gambaran tentang keindahan senja dan refleksi seorang pengembara tentang perjalanan ....
Catatan Senja
(Di negeri kota: Singapura)

Senja rebah di atap tampenis plaza
langit mengatup, mendekap negeri kota
dalam remang cahaya. Gerimis jatuh
dan kau tiba-tiba berkata,

- bergegaslah, hai, pengembara.
Saat pemberangkatan segera tiba, ke negeri jauh
tempat sejarah melintas dan bermula.

Dalam tergesa, aku jadi lupa
memungut dua helai rambutmu
yang tersisa di lipatan jendela plaza
(dengan mulut bau pizza, tadi sempat
kukecup keningmu di balik temboknya)

Tak kuduga, harum parfummu terbawa juga
melintas benua, ke pelataran ayasophia
tapi, siapa aku mesti memanggilmu nanti
ketika langkahku sampai ke negerimu lagi
Mei Hwa, Clara, atau Aisah saja?

Dalam dirimu, Tionghoa, Melayu, dan Eropa
menyatu jadi bangsa yang begitu
menghargai makna kerja.

Singapura, 1997/1999

Analisis Puisi:

Puisi "Catatan Senja" karya Ahmadun Yosi Herfanda menciptakan gambaran tentang keindahan senja dan refleksi seorang pengembara tentang perjalanan hidup dan hubungan antarmanusia.

Tema Perjalanan dan Pergulatan Identitas: Puisi ini mencerminkan tema perjalanan fisik dan spiritual. Senja di atas plaza menjadi metafora bagi perjalanan hidup, sementara pembicaraan tentang tempat-tempat jauh menggambarkan perjalanan fisik dan eksplorasi budaya. Pengembaraan ini juga memunculkan pertanyaan tentang identitas, seperti yang terlihat dalam pertimbangan untuk memanggil kekasih dengan nama-nama yang berbeda.

Keharmonisan dalam Perbedaan: Puisi ini menggarisbawahi keharmonisan dalam perbedaan budaya dan identitas. Pengembaraan melintasi benua menyoroti kekayaan budaya yang dihargai dan diapresiasi. Meskipun kekasih memiliki latar belakang yang berbeda, pengembara masih merasakan kedekatan dan keharmonisan dalam keberagaman.

Kehilangan dan Nostalgia: Melalui gambaran dua helai rambut yang tertinggal di lipatan jendela, puisi ini mengekspresikan rasa kehilangan dan nostalgia. Bau pizza dan kening yang dicium menciptakan suasana intim, sementara harum parfum yang terbawa memberikan nuansa melankolis terhadap kenangan yang terpinggirkan.

Gaya Bahasa yang Deskriptif: Penyair menggunakan bahasa yang deskriptif dan imajinatif untuk menciptakan gambaran yang kuat. Deskripsi senja, tempat-tempat jauh, dan pertimbangan identitas memberikan kedalaman dan kompleksitas pada puisi ini.

Refleksi tentang Makna Hidup: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna perjalanan hidup, pertemuan, dan hubungan antarmanusia. Melalui pengembaraan fisik dan introspeksi diri, puisi ini menyoroti kekayaan pengalaman hidup dan pentingnya menghargai hubungan dengan orang lain.

Puisi "Catatan Senja" adalah puisi yang memadukan keindahan alam, perjalanan fisik, dan pertimbangan tentang identitas dan hubungan antarmanusia. Dengan gaya bahasa yang deskriptif dan tema yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna perjalanan hidup dan kekayaan hubungan antar budaya.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Catatan Senja
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.