Puisi: Uluwatu (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Uluwatu" karya Acep Zamzam Noor adalah puisi yang merayakan keindahan alam dan budaya di
Uluwatu

Karang-karang terjal menopang keagungan
Dari setiap penjuru angin
Jauh di bawahnya ombak laut bergelora
Ketika suara gamelan, bersimpuh pada keremangan senja
Ketika gadis-gadis berkebaya, dengan bunga di telinganya
Dengan butir-butir beras di keningnya
Dengan sesaji di tangannya
Berkelebat menguraikan beribu gerak

Di bawah redupnya cahaya matahari
Di kaki langit yang kabur garis batasnya
Kulihat burung-burung mengambang
Kulihat lambaian hijau pohon-pohon kelapa
Kulihat lengkung pantai yang menyisir tepi bumi
Semuanya seperti isyarat dan jawaban
Ketika sunyi bertahta di atas air
Di atas pasir
Ketika biru dan gelap bersahut-sahutan

Di bukit para dewa
Yang ditopang karang-karang terjal itu
Sulur-sulur pohon khusyuk berdoa
Bunga-bunga melepaskan wanginya ke udara
Gamelan sorga meletakkan suaranya ke tanah
Gadis-gadis menitipkan gerak dan senyumnya
Pada angin dan guguran daun
Sedang di langit, rakit bintang-bintang mulai berlayar
Malam telah menyempurnakan sunyi
Menjadi sebuah kerajaan

1996

Sumber: Jalan Menuju Rumahmu (2004)

Analisis Puisi:

Puisi "Uluwatu" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya yang merayakan keindahan alam dan budaya di Uluwatu, sebuah daerah di Bali, Indonesia. Dengan deskripsi yang puitis dan penuh warna, puisi ini menggambarkan keagungan lanskap alami dan tradisi budaya yang mewarnai tempat tersebut.

Tema

  • Keindahan Alam dan Tradisi: Tema utama puisi ini adalah perayaan keindahan alam dan kekayaan tradisi budaya yang terdapat di Uluwatu. Penulis menggabungkan deskripsi alam dengan aspek budaya lokal, menciptakan gambaran yang menyeluruh tentang tempat tersebut.
  • Keharmonisan dan Spiritualitas: Puisi ini juga menekankan tema keharmonisan dan spiritualitas, dengan menggambarkan bagaimana alam dan budaya bekerja bersama dalam suasana yang penuh kedamaian. Ini terlihat dari deskripsi tentang burung-burung, pohon-pohon kelapa, dan upacara tradisional yang menggabungkan elemen-elemen spiritual.

Bait Pertama: Keagungan Alam dan Budaya

Karang-karang terjal menopang keagungan
Dari setiap penjuru angin
Jauh di bawahnya ombak laut bergelora
Ketika suara gamelan, bersimpuh pada keremangan senja
Ketika gadis-gadis berkebaya, dengan bunga di telinganya
Dengan butir-butir beras di keningnya
Dengan sesaji di tangannya
Berkelebat menguraikan beribu gerak

Bait ini membuka puisi dengan menggambarkan keagungan karang-karang terjal di Uluwatu dan bagaimana lanskap tersebut menopang keindahan alam di sekelilingnya. Penulis menyebutkan suara gamelan dan gadis-gadis berkebaya sebagai elemen budaya yang mengisi keremangan senja, menggambarkan suasana yang penuh dengan keindahan dan tradisi.

Bait Kedua: Keseimbangan Alam dan Spiritualitas

Di bawah redupnya cahaya matahari
Di kaki langit yang kabur garis batasnya
Kulihat burung-burung mengambang
Kulihat lambaian hijau pohon-pohon kelapa
Kulihat lengkung pantai yang menyisir tepi bumi
Semuanya seperti isyarat dan jawaban
Ketika sunyi bertahta di atas air
Di atas pasir
Ketika biru dan gelap bersahut-sahutan

Bait ini melanjutkan tema dengan menggambarkan pemandangan alam di bawah cahaya matahari yang redup. Penulis menyebutkan burung-burung, pohon-pohon kelapa, dan lengkung pantai sebagai elemen-elemen yang memberikan isyarat dan jawaban dalam keheningan. Ini mencerminkan keseimbangan antara keindahan alam dan suasana spiritual yang mendalam.

Bait Ketiga: Kegiatan Spiritual dan Tradisional

Di bukit para dewa
Yang ditopang karang-karang terjal itu
Sulur-sulur pohon khusyuk berdoa
Bunga-bunga melepaskan wanginya ke udara
Gamelan sorga meletakkan suaranya ke tanah
Gadis-gadis menitipkan gerak dan senyumnya
Pada angin dan guguran daun
Sedang di langit, rakit bintang-bintang mulai berlayar
Malam telah menyempurnakan sunyi
Menjadi sebuah kerajaan

Bait ini menutup puisi dengan deskripsi tentang kegiatan spiritual dan tradisional di bukit para dewa. Penulis menggambarkan bagaimana pohon-pohon, bunga-bunga, dan gamelan berkontribusi pada suasana spiritual yang penuh kedamaian. Ini menunjukkan bagaimana malam menyempurnakan keheningan menjadi sebuah kerajaan yang penuh dengan keindahan dan kekuatan spiritual.

Gaya dan Struktur

  • Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang deskriptif dan penuh warna. Penulis memanfaatkan metafora dan imaji untuk menciptakan gambaran visual yang kaya dan mendalam tentang Uluwatu. Pilihan kata yang puitis membantu menciptakan suasana yang menenangkan dan spiritual.
  • Struktur dan Alur: Struktur puisi ini terdiri dari tiga bait yang masing-masing menggambarkan aspek berbeda dari Uluwatu. Alur puisi mengikuti tema keindahan alam dan budaya, berakhir dengan deskripsi tentang bagaimana malam menyempurnakan suasana spiritual.

Makna dan Pesan

Puisi "Uluwatu" menyampaikan pesan tentang keindahan dan keharmonisan yang ditemukan di persimpangan antara alam dan budaya. Melalui deskripsi yang detail dan puitis, penulis menunjukkan bagaimana lanskap alam dan tradisi budaya bekerja bersama untuk menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan spiritualitas. Pesan utama puisi ini adalah bahwa keindahan Uluwatu tidak hanya terletak pada pemandangan alamnya, tetapi juga pada kekayaan tradisi yang mengisi tempat tersebut.

Puisi "Uluwatu" karya Acep Zamzam Noor adalah puisi yang merayakan keindahan alam dan budaya di Uluwatu dengan gaya bahasa yang puitis dan deskriptif. Dengan menggambarkan lanskap alam, kegiatan spiritual, dan tradisi budaya, puisi ini menyampaikan pesan tentang keharmonisan dan kedamaian yang ditemukan di tempat tersebut. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai keindahan dan kekayaan tradisi yang ada di Uluwatu, serta memahami bagaimana alam dan budaya dapat bekerja bersama dalam harmoni.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Uluwatu
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.