Sumber: Baju Bulan (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Celana Ibu" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang unik dan penuh dengan simbolisme. Puisi ini mengangkat tema kehidupan Yesus Kristus, khususnya peristiwa kebangkitan-Nya, dengan sentuhan khas sang penyair yang penuh imajinasi.
Tema Sentral, Kebangkitan dan Paskah: Puisi ini secara khusus mengangkat tema kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, peristiwa yang sangat penting dalam tradisi Kristen. Simbolisme Paskah, sebagai perayaan kebangkitan, terwujud melalui penggambaran Yesus yang naik ke surga setelah mengenakan celana buatan ibunya.
Tokoh Utama, Maria dan Yesus: Maria, sebagai ibu Yesus, menjadi tokoh sentral dalam puisi ini. Kesedihannya melihat anaknya mati di kayu salib menciptakan nuansa tragedi. Namun, kegembiraan Maria muncul saat Yesus bangkit dan menerima celana buatannya, menciptakan momen kesejahteraan.
Simbolisme Celana: Celana dalam puisi ini menjadi simbol penting. Celana yang dijahit oleh Maria melambangkan kasih sayang, perhatian, dan kepedulian seorang ibu terhadap anaknya. Penggunaan celana sebagai pakaian yang dikenakan oleh Yesus setelah kebangkitannya juga dapat diartikan sebagai simbol pemulihan dan kelahiran baru.
Imajinasi dan Kreativitas Penyair: Joko Pinurbo menunjukkan imajinasi dan kreativitasnya yang tinggi dalam mengolah cerita kebangkitan Yesus menjadi narasi yang unik dan penuh warna. Pemilihan kata-kata yang indah dan gambaran yang kuat memberikan dimensi emosional pada cerita.
Rasa Humor dan Ironi: Puisi ini juga memuat elemen humor dan ironi, terutama dalam jawaban singkat Yesus ketika mencoba celana yang dijahit oleh ibunya. Dialog antara Maria dan Yesus menciptakan nuansa ringan di tengah kisah yang sejatinya penuh makna religius.
Kritik Terhadap Tradisi dan Ritual: Penggunaan unsur-unsur yang tidak konvensional, seperti Yesus mencoba celana sebagai bagian dari kisah kebangkitan, mungkin dapat diartikan sebagai kritik terhadap ritual dan tradisi agama yang kadang-kadang bersifat formal dan kaku.
Puisi "Celana Ibu" bukan hanya sekadar retelling dari kisah kebangkitan, tetapi juga merupakan karya sastra yang mengandung makna mendalam dan sarat simbolisme. Joko Pinurbo berhasil menggabungkan unsur-unsur keagamaan dengan imajinasi kreatifnya, menciptakan karya yang menarik untuk dianalisis dan dihayati secara lebih mendalam.