Puisi: Lukisan Bunga (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Lukisan Bunga" menawarkan sebuah refleksi tentang ketahanan dan keberanian menghadapi tantangan hidup.
Lukisan Bunga

Melintasi abad-abad yang terbakar matahari, bunga-bunga
telah kembali menguncup. dalam hujan yang sesekali datang
dan warna senja yang menakutkan. bunga-bunga yang
berserakan di bangku taman, terpisah dari jam-jam yang mengalir
-- untuk kemudian rebah dalam ranjang.

telah berapa perjalanan, abad-abad mengalir, bunga itu 
membangun ranjang dari batu. menanam usia dalam batu.
telah berapa perjalanan? kehidupan yang terkurung, dan berdebu.

1988

Sumber: Matahari yang Mengalir (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Lukisan Bunga" karya Dorothea Rosa Herliany menyajikan sebuah refleksi mendalam tentang waktu, perubahan, dan ketahanan melalui gambaran bunga dan lanskapnya. Dengan menyingkap berbagai lapisan simbolisme dan metafora, puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kekekalan, kerentanan, dan perjuangan melawan ketidakpastian.

Bunga dan Abad-Abad yang Terbakar Matahari

Puisi dibuka dengan gambaran yang kuat tentang bunga yang "melintasi abad-abad yang terbakar matahari." Ini menunjukkan ketahanan dan kekuatan bunga untuk bertahan melalui waktu yang panjang dan penuh tantangan. Matahari yang terbakar mengindikasikan kesulitan dan kerasnya perjalanan waktu yang dihadapi bunga. Bunga yang kembali menguncup dalam hujan mencerminkan siklus kehidupan dan kematian, di mana bunga mengalami perubahan namun tetap ada dalam berbagai kondisi.

Hujan, Senja, dan Bangku Taman

Hujan yang "sesekali datang" dan "warna senja yang menakutkan" menggambarkan perubahan yang tiba-tiba dan mungkin menakutkan dalam kehidupan. Bunga-bunga yang berserakan di bangku taman menggambarkan ketidakpastian dan kekacauan dalam perjalanan waktu, terpisah dari "jam-jam yang mengalir." Bangku taman menjadi simbol tempat istirahat atau keheningan di tengah perubahan yang konstan.

Bunga, Ranjang, dan Batu

Pernyataan bahwa bunga-bunga "rebah dalam ranjang" dan "membangun ranjang dari batu" menunjukkan transformasi dan penyesuaian bunga dengan lingkungan yang keras dan tidak bersahabat. Ranah dari batu melambangkan kekekalan dan ketidakberubahan, sementara bunga yang menanam usia dalam batu menunjukkan upaya untuk bertahan dan menciptakan makna dalam kondisi yang keras. Batu juga bisa diartikan sebagai simbol ketahanan dan kekokohan.

Kehidupan yang Terkurung dan Berdebu

Bagian terakhir puisi mengungkapkan "kehidupan yang terkurung, dan berdebu," yang mungkin mencerminkan rasa terjebak atau terkungkung dalam kondisi yang tidak ideal. Debu melambangkan waktu yang berlalu dan ketidakpastian, sementara kehidupan yang terkurung menunjukkan keterbatasan atau rasa terhambat dalam perjalanan eksistensi.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Lukisan Bunga" menyampaikan pesan tentang ketahanan dan kekuatan menghadapi perubahan dan tantangan waktu. Bunga yang melintasi abad-abad menjadi metafora untuk kehidupan manusia yang terus berkembang dan bertahan meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Hujan, senja, dan debu menggambarkan berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi perjalanan hidup dan bagaimana kita meresponsnya.

Puisi ini memberikan wawasan mendalam tentang siklus kehidupan, ketahanan, dan perjuangan melawan ketidakpastian. Dorothea Rosa Herliany menggunakan bunga sebagai simbol untuk mengeksplorasi tema-tema ini, menggambarkan bagaimana elemen alami dapat mencerminkan pengalaman manusia. Melalui penggunaan metafora dan deskripsi puitis, puisi "Lukisan Bunga" mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan waktu dalam konteks yang lebih luas dan mendalam.

Puisi "Lukisan Bunga" adalah contoh cemerlang dari kemampuan Dorothea dalam menggunakan bahasa puitis untuk menyampaikan emosi dan ide yang kompleks. Dengan membingkai kehidupan sebagai siklus yang terus berlanjut meskipun dalam keadaan yang tidak ideal, puisi ini menawarkan sebuah refleksi tentang ketahanan dan keberanian menghadapi tantangan hidup.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Lukisan Bunga
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.