Puisi: Serenada Putih (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Serenada Putih" karya W.S. Rendra menggambarkan ketegangan dan perasaan dalam suatu pertemuan antara seorang lelaki dan seorang gadis.
Serenada Putih

Kesepiannya mengurung jerit hatinya.
Pandangnya yang dirahasiakan
terasa juga oleh lelaki itu.
Di jalan orang memetik gitar
cecak di tembok
dan rindu di hatinya:
bagai bayang-bayangnya yang gelap.
Ketika terdengar
bunyi lonceng tembok
lelaki itu memandangnya.
Ia pun menunduk.
Tergerai rambutnya
bagai malam.
Gadis yang sangsi pada diri
memendam segala rasa
dalam berpura.
Terkunci mulutnya.
Menunduk matanya.
Semakin berpura
semakin panas ia.
Rindunya murni
bagai permata belum diasah
bagai rahasia belum disingkapkan.
Cecak berbunyi dalam kantuknya
dan gemeterlah sepi
di kamar itu.
Lelaki itu menjamahnya
dan membisikan kata-kata
dengan napas yang melemaskan.
Angin menumbuki kaca jendela.
Sepatu terantuk kaki meja.
Maka:
dalam pelukan gemetar
pertukaran napas ganas
menemu kuncinya.
Lalu:
cium pertamanya
Kemudian:
dikatakanlah segalanya.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Serenada Putih" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan ketegangan dan perasaan dalam suatu pertemuan antara seorang lelaki dan seorang gadis. Puisi ini menggunakan bahasa yang intens dan imaji yang kuat untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang terlibat dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan yang Sarat Ketegangan: Puisi ini menggambarkan pertemuan antara seorang lelaki dan seorang gadis yang penuh dengan ketegangan dan rasa penasaran. Bahasa puisi ini menciptakan nuansa keheningan yang menggambarkan kesepian dan jerit hati gadis tersebut. Pandangan gadis itu yang dirahasiakan pun dirasakan oleh lelaki itu, menunjukkan adanya ketidaknyamanan dalam pertemuan ini.

Gambaran Lingkungan: Dalam puisi ini, terdapat gambaran lingkungan di sekitar pertemuan tersebut. Orang memetik gitar, cecak di tembok, dan bunyi lonceng tembok memberikan latar belakang suara-suara yang menambah nuansa dalam puisi ini. Gambaran lingkungan tersebut membantu membentuk suasana ketegangan dan rindu.

Perasaan Sang Gadis: Gadis dalam puisi ini mengalami perasaan yang bercampur aduk. Ia memendam rasa dan berpura-pura, terkunci mulutnya dan menundukkan matanya. Perasaannya yang semakin panas dan rindu yang murni dipadukan dengan ketidaknyamanan dalam pertemuan ini.

Pertukaran Napas dan Sentimen Seksual: Pertemuan tersebut mencapai puncaknya ketika lelaki itu memegang gadis itu dan ada pertukaran napas ganas. Hal ini menciptakan imaji tentang pertemuan yang semakin intens dan memunculkan unsur sentimen seksual. Puisi ini menggambarkan momen pertemuan yang membawa kedekatan emosional dan fisik antara kedua karakter.

Bahasa dan Imaji yang Intens: Bahasa yang digunakan dalam puisi ini intens dan imaji yang digambarkan kuat. Hal ini membantu memvisualisasikan perasaan dan situasi yang terjadi dalam pertemuan tersebut.

Puisi "Serenada Putih" karya W.S. Rendra adalah karya yang menggambarkan pertemuan antara seorang lelaki dan seorang gadis dengan nuansa ketegangan dan perasaan yang rumit. Puisi ini menggunakan bahasa dan imaji yang kuat untuk menyampaikan perasaan-perasaan dalam pertemuan tersebut, serta menggambarkan momen ketegangan dan intensitas dalam hubungan antara kedua karakter tersebut.


Puisi W.S. Rendra
Puisi: Serenada Putih
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Gumamku, ya Allah Angin dan langit dalam diriku, gelap dan terang di alam raya, arah dan kiblat di ruang dan waktu, memesona rasa duga dan kira, adalah bayangan rahasia keh…
  • Sajak Orang Kepanasan Karena kami makan akar dan terigu menumpuk di gudangmu. Karena kami hidup berhimpitan dan ruangmu berlebihan maka kita bukan sekutu. Karena kami …
  • Hotel Aichun, Canton Dalam siang yang tenteram kubuka jendela lebar-lebar menangkap hawa luar. Langit yang ramah dan sejalur ranting leci membayang nampak pada kaca di …
  • Gugur Ia merangkak di atas bumi yang dicintainya. Tiada kuasa lagi menegak. Telah ia lepaskan dengan gemilang pelor terakhir dari bedilnya ke dada musuh yang merebut kotan…
  • Lautan Daratan adalah rumah kita dan lautan adalah kebebasan. Langit telah bersatu dengan samudra dalam jiwa dan dalam warna. Ke segenap arah berlaksa-laksa has…
  • Sajak Seonggok Jagung Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda yang kurang sekolahan. Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang; ia melihat petani;…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.