Analisis Puisi:
Puisi "Kubakar Cintaku" karya Joshua Igho adalah ungkapan perasaan tentang kerinduan, kehilangan, dan keinginan untuk menghidupkan kembali api cinta yang telah memudar. Melalui metafora mawar yang layu dan gagasan membakar cinta, puisi ini menyampaikan kesedihan seseorang atas kehilangan cinta yang dulunya begitu indah.
Perumpamaan Mawar yang Layu sebagai Cinta yang Pudar: Puisi dimulai dengan gambaran bulan yang menyaksikan suara malam hingga pagi, membawa pembaca ke suasana yang tenang dan indah. Namun, gambaran mawar yang layu digunakan sebagai metafora atas hilangnya keindahan dan kekuatan cinta yang dulunya begitu kuat.
Keinginan untuk Menghidupkan Kembali Cinta yang Pudar: Penyair mengekspresikan keinginan untuk menghidupkan kembali cinta yang pernah ada, meskipun dalam kondisi yang memudar. Membakar mawar yang layu menjadi simbol dari usaha untuk menghidupkan kembali gelora cinta yang telah redup.
Rindu yang Tak Tertandingi: Puisi ini menyiratkan bahwa kehilangan cinta yang dulunya berkembang dengan indah dapat menjadi penderitaan yang dalam. Penyair merindukan kembali masa-masa saat cinta itu berkembang dengan harum yang memikat.
Kekuatan Emosi yang Menyulut Lagi Api Cinta: Melalui ungkapan "Ingin kubakar cintaku dengan mawar itu," penyair ingin membangkitkan kembali semangat cinta yang dulu begitu kuat, meskipun telah memudar. Dengan membakar mawar yang layu, penyair berharap untuk memulihkan gelora cinta yang dulunya begitu kuat.
Resolusi untuk Menghidupkan Kembali Cinta: Puisi ini menyiratkan kesadaran akan kehilangan, namun juga menunjukkan keinginan yang kuat untuk menghidupkan kembali api cinta yang telah redup. Meskipun terdapat kerinduan dan kesedihan, terdapat juga keinginan yang kuat untuk memulihkan kehangatan dan kekuatan cinta yang dulu ada.
Puisi "Kubakar Cintaku" menyajikan perasaan kerinduan dan keinginan untuk menghidupkan kembali cinta yang telah memudar. Melalui metafora mawar yang layu, Joshua Igho mengekspresikan perasaan kehilangan dan kesedihan akan perubahan dalam hubungan. Namun, pada saat yang sama, puisi ini juga mencerminkan kekuatan emosi dan keinginan yang kuat untuk memulihkan kembali api cinta yang dulunya begitu kuat.
Karya: Joshua Igho