Puisi: Gerimis Putih (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Gerimis Putih" karya Taufiq Ismail memperlihatkan keindahan malam Oktober yang melankolis.
Gerimis Putih

Malam Oktober yang panjang, dan turun perlahan
Merisik dedahanan telanjang serta deru tertahan
Dada bumilah yang putih dan terlembut
Di pucuk-pucuk ranting keristal sama berpagut

Malam Oktober yang pucat, pergi perlahan
Pada basah mengambang biru pipi danau
Bumi yang terlentang malas, pesolek berpupur salju
Lidah logam berdentangan jauh lonceng gereja

Dan lengkung langit mengucurkan gerimis putih
Perbukitan tepekur, di lerengnya deretan pohon pina
Tiupan angin ‘tak lagi tajam tapi lembut menyuara
Seperti Emilie tak akan pergi. Seperti dada tak akan pedih
Lengkung langit yang mengucurkan gerimis putih.

977 East Circle Drive, 1956

Sumber: Sajak Ladang Jagung (1973)

Analisis Puisi:

Puisi "Gerimis Putih" karya Taufiq Ismail menghadirkan gambaran alam yang indah sekaligus melankolis. Dalam puisi ini, penyair menggunakan citra alam dan perumpamaan untuk mengekspresikan suasana malam yang teduh dan melankolis.

Citra Alam yang Mendalam

1. Gambaran Malam Oktober: Penyair menyajikan malam Oktober yang tergambar dalam nada yang panjang, pucat, dan lembut. Pada malam ini, deru hening dan keputihan mendominasi suasana alam.

2. Permainan Warna dan Suara Alam: Penyair menciptakan gambaran dedahan warna dan suara alam secara detail, seperti putihnya dada bumi, pesona biru di danau, dan heningnya lonceng gereja.

Simbolisme dan Perumpamaan

1. Gerimis Putih sebagai Simbol Kehalusan dan Ketenangan: Penyair menggunakan gerimis putih sebagai simbol ketenangan dan kedamaian. Itu menciptakan suasana yang lembut dan tenang meskipun ada kelembutan dan kesedihan di dalamnya.

2. Perbandingan dengan Emilie dan Dada yang Tak Pedih: Penyair membandingkan kelembutan gerimis putih dengan tokoh Emilie yang tidak akan pergi dan dengan dada yang tidak akan pedih. Ini menciptakan perasaan keabadian dan ketenangan yang mendalam.

Puisi "Gerimis Putih" karya Taufiq Ismail adalah sebuah puisi yang memperlihatkan keindahan malam Oktober yang melankolis. Penyair menggambarkan citra alam dengan nada yang lembut dan menakjubkan. Melalui simbolisme gerimis putih, perumpamaan alam, dan gambaran malam yang lembut, puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana ketenangan yang penuh kelembutan, keindahan, dan sedikit kesedihan.


Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Gerimis Putih
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Salju batang-batang itu adalah kenangan yang semakin kurus dan akhirnya hilang di balik salju semara yang biasa gaduh dalam canda dengan angin tenggara kini bungk…
  • Salju Asal mula adalah salju sebelum tercipta Waktu sentuhan perawan seringan kenangan adalah semua yang disebut bumi dan udara terus bicara sebab bicara tak pernah berhent…
  • Gerimis Putih Malam Oktober yang panjang, dan turun perlahan Merisik dedahanan telanjang serta deru tertahan Dada bumilah yang putih dan terlembut Di pucuk-pucuk ranting keris…
  • Salju Salju mengingatkan dirimu Di kamar sendiri Menanti Salju meratakan bumi dalam putih Dan desah kehidupan Terdengar Di antara hampar Salju Tersandung s…
  • Salju(Versi Selembar Daun) Ke manakah pergi     mencari matahari         ketika salju turun           &…
  • Salju dan Ranting Salju dan ranting di kaca Sunyi putih, tak lahir kuasa Sunyi putihmu musim tak lalu Salju dan ranting di kaca Membenam s…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.