Puisi: Formulir Ini (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Formulir Ini" karya Taufiq Ismail menggambarkan bagaimana individu sering kali dipandang sebagai bagian dari sistem birokrasi, dan bagaimana ..
Formulir Ini

Siapakah dirimu? Sebuah nomor
Sederet huruf resmi
Dalam abjad Latin
Dari loket di ujung antri yang panjang
Engkau bergegas ke luar gedung ini
Di luar telah menanti matahari
Suara dan undang-undang
Sebelum keluar mereka di pintu akan
Membekalimu dengan kertas-kertas
Putih. Dan ransel bahu
Terlampau gegas kau telah keluar dari gedung ini
Di luar telah menanti padang
Garis-garis
    Garis angin                        Garis badai
    Garis suara
Garis lurus khayali di ujungnya sebutir
Logam. Siapakah diriku?
Sebuah anti-proses
Sebilah tangan yang teracung
                        "Berhenti!"
Capung yang gelisah
Srigunting menukik resah
                  Gelatik-gelatik lalu bernyanyi
Di pohon-pohon kecil di sawah
Di atas tanggul sejarah
               Di luar sungai mengalir
               Dalam garis-garis
Garis ilmu bumi                        Garis tegak lurus
        Garis granit.

1965

Sumber: Horison (Mei, 1967)

Analisis Puisi:

Puisi "Formulir Ini" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif, mengeksplorasi tema identitas, birokrasi, dan eksistensi pribadi dalam konteks sosial yang lebih luas. Melalui penggunaan bahasa yang kaya dan metaforis, puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan peran individu dalam masyarakat dan bagaimana identitas sering kali dikendalikan oleh struktur sosial dan administratif.

Tema dan Konteks

Puisi ini membahas tema identitas pribadi dalam konteks sistem sosial dan administratif yang ketat. Dengan menggunakan metafora formulir, loket, dan kertas-kertas, puisi ini menggambarkan bagaimana individu sering kali didefinisikan oleh struktur birokrasi yang kaku dan impersonal.

"Siapakah dirimu? Sebuah nomor / Sederet huruf resmi / Dalam abjad Latin"

Bagian pembuka puisi ini langsung mengajukan pertanyaan tentang identitas individu. Dalam konteks administratif, identitas sering kali dipersempit menjadi nomor dan huruf resmi, menggambarkan bagaimana individu dapat kehilangan aspek-aspek personal dan unik mereka dalam sistem yang terstruktur.

"Dari loket di ujung antri yang panjang / Engkau bergegas ke luar gedung ini"

Deskripsi tentang loket dan antrian panjang menunjukkan ketidaknyamanan dan proses birokrasi yang membosankan, di mana individu harus menunggu dalam antrean sebelum mereka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya. Ini juga menunjukkan bagaimana sistem administratif dapat membuat individu merasa terasing dan tidak diperhatikan.

"Di luar telah menanti matahari / Suara dan undang-undang"

Transisi dari dalam gedung ke luar menggambarkan pergeseran dari lingkungan administratif ke dunia luar yang lebih dinamis dan kompleks. Matahari, suara, dan undang-undang menggambarkan berbagai aspek kehidupan yang menunggu di luar sistem birokrasi, tetapi juga menekankan keterbatasan dan kontrol yang ada.

"Sebelum keluar mereka di pintu akan / Membekalimu dengan kertas-kertas / Putih. Dan ransel bahu"

Kertas-kertas putih dan ransel bahu menandakan perlengkapan administratif yang harus dibawa oleh individu saat mereka meninggalkan gedung. Ini mencerminkan beban dan tanggung jawab yang sering kali mengikuti individu setelah mereka meninggalkan sistem birokrasi, menunjukkan bagaimana identitas mereka masih dipengaruhi oleh dokumen-dokumen dan formalitas.

"Terlampau gegas kau telah keluar dari gedung ini / Di luar telah menanti padang / Garis-garis / Garis angin / Garis badai / Garis suara"

Deskripsi tentang keluar dari gedung dengan tergesa-gesa dan memasuki padang dengan garis-garis angin, badai, dan suara menggambarkan transisi ke dunia nyata yang tidak teratur dan penuh tantangan. Ini menggambarkan ketidakpastian dan kompleksitas yang harus dihadapi individu di luar sistem administratif.

"Sebuah anti-proses / Sebilah tangan yang teracung / 'Berhenti!'"

Frasa "anti-proses" dan "sebilah tangan yang teracung 'Berhenti!'" menunjukkan bahwa meskipun individu telah meninggalkan sistem birokrasi, mereka masih terpengaruh oleh kekuatan dan kontrol eksternal. Ini mencerminkan ketegangan antara kebebasan individu dan kekuatan yang mengendalikan mereka.

"Capung yang gelisah / Srigunting menukik resah / Gelatik-gelatik lalu bernyanyi / Di pohon-pohon kecil di sawah"

Deskripsi capung, srigunting, dan gelatik menggambarkan kehidupan alami dan dinamis yang kontras dengan lingkungan administratif yang kaku. Ini juga menunjukkan bahwa meskipun individu mungkin merasa tertekan oleh sistem, dunia di luar masih penuh dengan kehidupan dan keindahan yang sering kali tidak diperhatikan.

"Di atas tanggul sejarah / Di luar sungai mengalir / Dalam garis-garis / Garis ilmu bumi / Garis tegak lurus / Garis granit"

Penutup puisi ini menekankan bahwa kehidupan dan sejarah berlanjut di luar sistem administratif. Garis-garis ilmu bumi, garis tegak lurus, dan garis granit mencerminkan aspek-aspek kehidupan yang bersifat permanen dan tak terhindarkan, meskipun individu mungkin merasa tertekan oleh struktur sosial dan administratif.

Struktur dan Bahasa

Puisi ini menggunakan struktur bebas dan bahasa yang kaya untuk mengeksplorasi tema-temanya. Pilihan kata dan metafora yang digunakan memberikan gambaran yang kuat tentang bagaimana identitas individu dapat dipengaruhi oleh sistem administratif dan bagaimana individu harus menghadapi kenyataan di luar sistem tersebut.
  • "Siapakah dirimu?": Pertanyaan ini langsung menantang pembaca untuk merenungkan identitas mereka dalam konteks birokrasi.
  • "Garis-garis Garis angin Garis badai": Garis-garis ini menggambarkan ketidakpastian dan kompleksitas yang dihadapi individu di dunia luar.
  • "Capung yang gelisah Srigunting menukik resah": Hal ini memberikan kontras dengan lingkungan administratif yang kaku, menunjukkan dinamika dan kehidupan alami.
  • "Di atas tanggul sejarah Di luar sungai mengalir": Hal ini mencerminkan bahwa meskipun sistem administratif mungkin tampak dominan, kehidupan dan sejarah tetap berlanjut di luar batasan tersebut.
Puisi "Formulir Ini" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif tentang identitas individu dalam konteks sistem sosial dan administratif. Dengan menggunakan metafora dan deskripsi yang kaya, puisi ini menggambarkan bagaimana individu sering kali dipandang sebagai bagian dari sistem birokrasi, dan bagaimana mereka harus menghadapi dunia luar yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana identitas mereka dipengaruhi oleh struktur sosial dan bagaimana mereka dapat menemukan makna di luar batasan administratif yang ada.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Formulir Ini
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.