Puisi: Kami Mendengar Nyanyian (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Kami Mendengar Nyanyian" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang kehadiran nyanyian yang misterius dalam sebuah telur, serta proses ..
Kami Mendengar Nyanyian

Pagi ini kami mendengar nyanyian dalam sebutir telur: kami berdiri di bawah sebatang pohon tua, ranting-rantingnya ranggas. Aku ini sebutir nyanyian, tak ada burung yang berani mengeramiku. Sudah sekian lama kami menunggu kabar itu; kami harus berangkat pada hari ketika kabar itu sampai. Tak ada di antara kami yang berani menerka bahwa mungkin kabar itu ada di dalamnya. Ketika matahari sepenggalah ranting-ranting pohon mulai bertunas, sekujur pohon penuh luka, masih kami dengar telur itu, kalian bukan milikku, kabar itu hanya bermakna bagiku. Tetapi kami tidak tuli. Adakah telur yang yang bertugas merawat keheningan dalam nyanyian? Ketika sore hari akhirnya tiba kami saksikan matahari terakhir berkilau kemerahan di ujung telur itu. Kami tak berani membayangkan apa yang terjadi jika cahaya itu nanti tiada, jika matahari tinggal berupa aroma mawar, dan tak ada kabar. Aku ini sebutir nyanyian, tak ada burung yang akan mengeramiku, dan rupanya kami pun harus tetap menunggu sepanjang malam berdiri di bawah pohon yang mendadak menjadi begitu rimbun. Mungkin kabar itu tiba besok pagi, ketika pohon meranggas dan kami mendengar telur itu kembali.

Sumber: Melipat Jarak (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Kami Mendengar Nyanyian" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang kehadiran nyanyian yang misterius dalam sebuah telur, serta proses menunggu dan harapan yang menyertainya. Tema utamanya mencakup keheningan, harapan, dan keberadaan yang tak pasti.

Struktural

  • Gambaran Fisik dan Simbolisme: Penyair memulai dengan gambaran fisik tentang sebatang pohon tua yang memiliki ranting-ranting ranggas. Ini menciptakan suasana yang kental akan waktu dan alam, memberikan latar belakang untuk refleksi yang akan datang.
  • Metafora Telur dan Nyanyian: Telur dalam puisi ini menjadi metafora untuk sesuatu yang berharga dan berpotensi, mungkin simbolis dari harapan atau kabar baik yang dinanti. Nyanyian yang terkandung dalam telur tersebut mengisyaratkan sesuatu yang spiritual atau transenden, yang tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh mereka yang menantinya.
  • Proses Menunggu dan Ketidakpastian: Penyair menggambarkan proses menunggu yang panjang dan penuh ketidakpastian. Meskipun ada harapan dan antisipasi akan kabar yang datang, mereka tidak tahu dengan pasti apa yang akan terjadi.
  • Penggambaran Alam dan Waktu: Penggambaran tentang matahari yang berkilauan merah di ujung telur pada akhir hari menunjukkan perubahan waktu dan perjalanan harian, menambah dimensi waktu dalam puisi ini.

Makna dan Interpretasi

Puisi "Kami Mendengar Nyanyian" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang harapan, ketidakpastian, dan keindahan alam. Telur dan nyanyian di dalamnya dapat diinterpretasikan sebagai metafora kehidupan, kesempatan, atau potensi yang hadir dalam keheningan dan ketidakpastian.

Melalui penggunaan gambaran alam yang kuat dan metafora yang dalam, Sapardi Djoko Damono berhasil menciptakan puisi yang memikat dan merenungkan. "Kami Mendengar Nyanyian" bukan hanya tentang menunggu dan harapan, tetapi juga tentang keindahan dalam kesederhanaan alam dan misteri yang terkandung dalamnya.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Kami Mendengar Nyanyian
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.