Analisis Puisi:
Puisi "Di Kaki Gunung" karya Diah Hadaning menghadirkan gambaran yang kaya akan simbolisme dan refleksi terhadap sejarah serta identitas. Dengan latar belakang yang kuat dan penuh makna, puisi ini mengeksplorasi tema pembaruan, kehilangan, dan pencarian dalam konteks yang sangat khas.
Kontras antara Kota dan Alam
Puisi dimulai dengan "Kota meraung, kabarkan pembaruan tak berujung", yang mencerminkan kegaduhan dan perubahan konstan dalam lingkungan perkotaan. Kota yang bising dan terus berubah menciptakan kontras dengan latar yang tenang dan reflektif di "kaki gunung". Gunung di sini berfungsi sebagai simbol stabilitas dan waktu yang lebih lambat dibandingkan dengan dinamika kota.
Perempuan sebagai Simbol Sejarah dan Identitas
Di kaki gunung, "perempuan berkidung" menggambarkan sebuah sosok yang berfungsi sebagai penjaga tradisi dan sejarah. Kidung yang dinyanyikannya melambangkan cara perempuan ini menjaga dan menyimpan kenangan serta identitas masa lalu. Kidung tersebut merupakan sebuah bentuk seni dan ekspresi yang berfungsi untuk mengingat dan menghormati "tanah perdikan lama" yang hilang.
Kehilangan dan Pengorbanan
"Hilangan bunga hilang mahkota, konon digadaikan sesiapa" menggambarkan kehilangan yang mendalam—sebuah simbol dari kekayaan dan keindahan yang telah dirampas atau dikorbankan. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai dan warisan yang berharga telah hilang, mungkin karena perubahan zaman atau pergeseran kekuasaan. Pengorbanan ini juga mencerminkan kerinduan terhadap masa lalu yang telah berubah atau dilupakan.
Pencarian dan Kesadaran Spiritual
"Perempuan apungkan segala rasa sakit, kidung merayap serat cahaya, mencari langit leluhurnya." Menunjukkan bahwa perempuan tersebut tidak hanya berusaha untuk mengingat dan menghormati masa lalu tetapi juga mencari kedamaian dan kesadaran spiritual. Kidung yang dinyanyikan bukan hanya sebagai bentuk ekspresi, tetapi juga sebagai cara untuk menghubungkan diri dengan leluhur dan meraih pencerahan.
Puisi "Di Kaki Gunung" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang mendalam dan simbolis, menggabungkan tema pembaruan, kehilangan, dan pencarian spiritual. Dengan menampilkan kontras antara kota dan alam, serta peran perempuan sebagai penjaga tradisi dan sejarah, puisi ini menyajikan refleksi tentang bagaimana identitas dan warisan dapat dipertahankan dan dicari di tengah perubahan zaman. Melalui penggunaan simbol dan gambar yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang hilang dan pencarian makna dalam konteks yang lebih luas.
Puisi: Di Kaki Gunung
Karya: Diah Hadaning