Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Radarparana (Karya Raedu Basha)

Puisi "Radarparana" karya Raedu Basha menyingkap pergulatan batin seorang manusia yang mencari degub kehidupan, simbol dari makna terdalam yang tak ..
Radarparana

Tersimpan di manakah degubmu
aku mencarinya sedalam lautan
dengan segenap keraguan yang berpacu
setiap batu kuketuk, sepanjang karang ketelusuk
hanya derak derak yang bisu, selebihnya
gelembungan luka sisa siksa.

Sedetak melecut, engkau menyemakku
tapi degubmu menyekam seperti rahasia dalam 
rahasia 
aku melangkah ke hutan mungkin di sana ia 
tersimpan
dari Borneo sampai Amazon, udara hanya mengurai
daun kering, bintang cuma bermain debu
hingga aku membakar pepohon dan pepucuk mata 
angin.

Dalam kegalauan aku bertanya
di manakah kiranya tanda jantungmu
yang tak pernah kusua di saban dada
yang tak pernah ada selain milikmu yang misteri.

Pernah kumengira setiap semerbak bunga
adalah gaharu degubmu. pernah kumenyangka
segala bisik cempaka adalah raung parut rasamu.

Setelah terus kutilik baru aku mengerti
tangkai akan lesup tetapi degubmu sepanjang hidup
aku pergi ke langit barangkali degubmu di situ
yang menurunkan hujan saat sembilu
kiranya kedip kilat atau purnama-surya
yang kemilau-bercahaya adalah warna tenguknya
tapi o lagi-lagi, hanya setumpuk awan tanpa tenaga
cuma sengat halilintar yang menambah carut tanya
terkadang aku merasa degubmu seumpama api
yang diterawang lewat kontemplasi
dunia yang tersentuh namun tak tersentuh
legat pikiran laksana mimpi bertemu Tuhan.

Analisis Puisi:

Raedu Basha dikenal sebagai salah satu penyair yang kuat dalam membangun imaji puitik yang penuh misteri dan spiritualitas. Puisinya "Radarparana" menghadirkan sebuah perjalanan batin yang penuh keraguan, pencarian, dan kontemplasi, seakan mengajak pembaca masuk ke dalam lorong-lorong perasaan terdalam manusia yang mencari sesuatu yang esensial: degub kehidupan.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah pencarian hakikat hidup yang penuh misteri. Degub yang dikejar penyair bukan sekadar detak jantung secara biologis, melainkan simbol kehidupan, rasa, atau makna yang tersembunyi.

Puisi ini bercerita tentang seorang aku lirik yang mencari degub—simbol kehidupan atau makna sejati—di berbagai tempat dan keadaan, dari lautan dalam hingga hutan rimba, dari bunga-bunga hingga langit. Pencarian itu tidak mudah, selalu berujung pada keraguan, luka, dan ketidakpastian, tetapi juga melahirkan kesadaran bahwa degub itu ada dalam kehidupan, meski tetap misteri.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah bahwa hidup manusia adalah sebuah pencarian tiada henti terhadap makna, rasa, dan kebenaran, yang terkadang hanya bisa disentuh melalui pengalaman batin yang dalam. Degub menjadi metafora dari cinta, iman, atau bahkan Tuhan yang sulit diraih dengan nalar semata, melainkan melalui kontemplasi dan kesadaran eksistensial.

Suasana dalam Puisi

Suasana puisi ini penuh kegelisahan, misteri, dan kontemplatif. Ada ketegangan dalam pencarian yang tak kunjung berujung, tetapi juga ada aura spiritual yang membuat suasana terasa religius dan meditatif.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat yang dapat ditangkap dari puisi ini adalah bahwa pencarian makna hidup tidaklah mudah, tetapi perjalanan itu sendiri adalah bagian dari pengalaman manusia menuju kedalaman spiritual. Meski jawaban tidak selalu ditemukan, pencarian itu memberi arti tersendiri dalam kehidupan.

Imaji

Puisi ini kaya dengan imaji yang menghadirkan suasana kuat:
  • Imaji visual: "setiap batu kuketuk, sepanjang karang ketelusuk", "bintang cuma bermain debu", "setumpuk awan tanpa tenaga".
  • Imaji auditif: "derak derak yang bisu", "bisik cempaka".
  • Imaji kinestetik: "aku melangkah ke hutan", "membakar pepohon".
  • Imaji spiritual: "legat pikiran laksana mimpi bertemu Tuhan".
Imaji-imaji ini menegaskan perjalanan batin yang kompleks dan penuh simbol.

Majas

Beberapa majas yang digunakan Raedu Basha dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora: "degubmu seumpama api" melambangkan semangat hidup atau cinta.
  • Personifikasi: "bintang cuma bermain debu" memberi sifat manusia pada benda langit.
  • Hiperbola: "aku pergi ke langit barangkali degubmu di situ" melebih-lebihkan pencarian hingga ke alam semesta.
  • Simbolisme: "lautan", "hutan", "langit", dan "api" menjadi simbol ruang batin manusia dalam pencarian makna.
Puisi "Radarparana" karya Raedu Basha menyingkap pergulatan batin seorang manusia yang mencari degub kehidupan, simbol dari makna terdalam yang tak mudah diraih. Tema pencarian hidup, cerita tentang perjalanan batin, makna tersirat tentang hakikat eksistensi, suasana misterius dan kontemplatif, serta penggunaan imaji dan majas yang kaya menjadikan puisi ini sarat nilai filosofis dan spiritual. Melalui puisi ini, Raedu Basha menyampaikan pesan bahwa pencarian makna hidup adalah sebuah perjalanan tanpa akhir, tetapi justru di situlah letak keindahan dan kedalaman manusia sebagai makhluk pencari.

"Puisi Raedu Basha"
Puisi: Radarparana
Karya: Raedu Basha
© Sepenuhnya. All rights reserved.