Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Jakarta dan Impian Urban (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Jakarta dan Impian Urban" karya Diah Hadaning bercerita tentang pengalaman kaum urban yang datang ke Jakarta dengan segudang impian, namun ...
Jakarta dan Impian Urban

Langitnya sembunyikan bintang-bintang
dari tatapan para urban
laron-laron yang hanguskan diri
untuk lembar mimpi dini hari
terkemas di antara sketsa Semanggi
masa silam terkupas sendiri
sejarah kini keris tanpa melati
sekuntum kebenaran menyatu embun
mimpi membasuh ubun-ubun.

Anginnya tak henti berbisik
pada rumput gading
di balik jembatan layang menebing
kehidupan yang meruncing
berapa lama lagi menunggu
sambil berjalan di trotoar musim
sementara kehadirannya
baur antara ragu dan diunggulkan
Jakarta sang pesolek
makin biru lebam.

Bogor, April 2001

Analisis Puisi:

Puisi "Jakarta dan Impian Urban" karya Diah Hadaning adalah potret lirih tentang wajah Jakarta yang penuh paradoks: di satu sisi menjadi kota impian bagi kaum urban, namun di sisi lain menyimpan luka, kegetiran, dan ketidakpastian. Melalui larik-larik yang metaforis, penyair menyuarakan bagaimana kota besar ini bukan hanya menjadi ruang harapan, tetapi juga ruang penderitaan dan keraguan.

Tema

Tema utama puisi ini adalah kontradiksi kehidupan urban di Jakarta: antara impian dan realitas pahit. Kota dipersonifikasikan sebagai tempat yang penuh pesona, tetapi sekaligus menyembunyikan luka sosial dan ketidakadilan.

Puisi ini bercerita tentang pengalaman kaum urban yang datang ke Jakarta dengan segudang impian, namun kemudian dihadapkan pada realitas yang keras. “Langitnya sembunyikan bintang-bintang” menggambarkan sirnanya harapan, sedangkan “laron-laron yang hanguskan diri” menyimbolkan nasib para pendatang yang mengorbankan diri demi mimpi. Jakarta dipotret sebagai kota pesolek—indah di luar, tetapi penuh luka di dalam.

Makna tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah kritik terhadap urbanisasi dan wajah Jakarta yang semu. Kota yang seharusnya menjadi ruang untuk meraih cita-cita justru sering kali memunculkan penderitaan baru: ketidakpastian hidup, persaingan yang keras, serta jurang sosial yang semakin melebar. Puisi ini juga menyiratkan bahwa mimpi urban sering kali hanyalah fatamorgana, sementara kenyataannya jauh lebih getir.

Suasana dalam puisi

Suasana yang muncul dalam puisi ini adalah lirih, getir, sekaligus reflektif. Ada nuansa harapan yang teredam oleh kekecewaan, serta rasa ragu akan masa depan. Kata-kata seperti “lebam”, “ragu”, dan “hanguskan diri” menegaskan suasana muram di balik gemerlap kota.

Amanat / Pesan yang disampaikan

Pesan dari puisi ini adalah bahwa impian besar di kota tidak selalu seindah yang dibayangkan. Jakarta bukan hanya ruang yang menawarkan peluang, tetapi juga medan perjuangan yang keras. Penyair seakan mengingatkan pembaca agar tidak larut dalam euforia impian urban, tetapi juga siap menghadapi realitas yang menuntut ketangguhan.

Imaji

Beberapa imaji kuat yang dihadirkan penyair antara lain:
  • “Langitnya sembunyikan bintang-bintang” → imaji visual yang melukiskan hilangnya harapan.
  • “Laron-laron yang hanguskan diri” → imaji tragis tentang manusia yang mengorbankan diri demi mimpi.
  • “Sekuntum kebenaran menyatu embun” → imaji lembut tentang harapan yang masih tersisa meski samar.
  • “Jakarta sang pesolek makin biru lebam” → imaji paradoksal, kota yang cantik di luar tetapi penuh luka di dalam.

Majas

Puisi ini kaya dengan penggunaan majas, di antaranya:
  • Personifikasi – “Langitnya sembunyikan bintang-bintang” menggambarkan langit seakan-akan punya kehendak untuk menutupi harapan.
  • Metafora – “Laron-laron yang hanguskan diri” menjadi metafora bagi kaum urban yang mengorbankan diri demi impian.
  • Simbolisme – “Keris tanpa melati” melambangkan sejarah yang kehilangan nilai luhur atau kebenaran.
  • Paradoks – “Jakarta sang pesolek makin biru lebam” menunjukkan kota yang tampak indah tetapi sebenarnya penuh luka.
Puisi "Jakarta dan Impian Urban" karya Diah Hadaning adalah potret reflektif tentang mimpi dan realitas kota besar. Dengan tema tentang kehidupan urban yang penuh paradoks, puisi ini menggambarkan nasib kaum pendatang yang tergoda impian tetapi sering kali menghadapi getirnya kenyataan. Imaji yang kuat serta majas yang tajam membuat puisi ini terasa hidup, menghadirkan suasana muram di balik gemerlap kota. Pesan penting yang tersirat adalah agar manusia tidak hanya terpesona pada wajah luar kota, tetapi juga siap menghadapi realitas keras yang ada di dalamnya.

"Puisi: Jakarta dan Impian Urban (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Jakarta dan Impian Urban
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.