Puisi: Soreang, Silsilah (Karya Beni Setia)

Puisi "Soreang, Silsilah" karya Beni Setia mengamati secara detail tentang bentuk dan fungsi pohon, serta mengajukan pertanyaan filosofis tentang ....
Soreang, Silsilah

Kenapa pohon-pohon membentuk canopy daun,
tudung bagi batang tegak dan hunjaman akar?

Melengkung bagai tenda cafe halaman dengan
menu es krim dan steak sapi, dengan lelampu
temaran dan sepasang mata yang bersipergok
- dan jari-jari berjalin bagai anyaman tas rotan.

Seperti payung ibu ketika pulang dari pasar,
seperti parasut pasukan komando yang mau
menyusup ke sarang teroris, seperti selendang
di antara sejoli sehati diijabnikahkan penghulu.

Tapi kenapa pohon-pohon itu merontokkan daun
sebelum batang kerontang dan akar mengering?

Analisis Puisi:

Puisi "Soreang, Silsilah" karya Beni Setia adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang keberadaan pohon-pohon dan makna di balik fenomena alam tersebut. Dalam puisi ini, penyair mengamati secara detail tentang bentuk dan fungsi pohon, serta mengajukan pertanyaan filosofis tentang alasan di balik perilaku alam tersebut.

Tema Utama

  • Keajaiban Alam: Puisi ini menyoroti keajaiban alam dalam bentuk pohon-pohon yang memberikan perlindungan dan keindahan bagi lingkungan sekitarnya. Penyair menggambarkan pohon-pohon sebagai penyedia canopy daun yang melindungi dan menyediakan tempat berteduh bagi berbagai makhluk hidup.
  • Refleksi Kehidupan Manusia: Selain mengamati alam, puisi ini juga mengajukan pertanyaan filosofis yang merujuk pada kehidupan manusia. Pohon-pohon yang rontok daunnya diibaratkan sebagai metafora dari kehidupan manusia yang penuh dengan pergantian musim dan perubahan.

Gaya Bahasa

  • Imajinatif dan Deskriptif: Beni Setia menggunakan bahasa yang imajinatif dan deskriptif untuk menggambarkan pohon-pohon dan fenomena alam yang terjadi. Gambaran tenda cafe halaman dan payung ibu memberikan citra yang kuat tentang perlindungan dan kenyamanan yang disediakan oleh pohon-pohon.
  • Simbolisme: Simbolisme digunakan untuk menggambarkan makna yang lebih dalam dari fenomena alam yang diamati. Misalnya, pohon-pohon yang melengkung seperti payung ibu atau parasut komando mengandung simbolisme tentang perlindungan dan kekuatan.
Puisi "Soreang, Silsilah" adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang keberadaan alam dan makna di balik fenomena alam tersebut. Dengan menggunakan gambaran pohon-pohon yang melindungi dan memperindah lingkungan sekitarnya, penyair mengajukan pertanyaan filosofis tentang perubahan dan keajaiban alam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dan alam, serta pentingnya menjaga dan menghormati lingkungan di sekitar kita. Melalui keindahan bahasa dan simbolisme yang digunakan, Beni Setia berhasil menciptakan sebuah karya sastra yang memikat dan menginspirasi.

Beni Setia
Puisi: Soreang, Silsilah
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.