Puisi: Jakarta (Karya Beni Setia)

Puisi: Jakarta Karya: Beni Setia
Jakarta


Semakin dekat
ke pesisir, semakin
rapat bangunan
danau ditimbun,
tapi pantai diolor,
- air sumur surut
saat penghujan
tiba, kota tenggelam
terhempas banjir
kenapa masih
betah? Bertahan. Yakin
akan sentosa?
meski dengan
merampok dan korupsi?
Lupa silsilah
wasiat awal
tetua - hidup dan mati
dengan bertani.


Catatan:
Diolor, dari (tanah) oloran = tanah endapan/delta di muara sungai.


Beni Setia
Puisi: Jakarta
Karya: Beni Setia

Profil Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Cinta-KasihLangit berkaca atas samuderaAir biru hening merataLangit biru, biru gelombangBertemu kedua di tepi pandangNyanyi membubung mengisi alamDari ciuman langit dan airMenghila…
  • Doger Aku telah menari pada malam pertama karena muka merah di lidah api pelita karena hari terkungkung nafsu melingkung harapan si gadis remaja alit jangku…
  • Surat asmara adalah kabut yang semakin lama semakin memudar hingga bayangan wajahmu semakin sukar kugambar 2010Analisis Puisi:Puisi "Surat" karya Ari Pahala Hu…
  • PengalamanSudah datang waktu,Engkau kutinggal, hutan,Memandangmu tiada kan jemu,Tapi dipaksa keadaan.Dalam menempuh kamu,Banyak dapat pengalaman,Buat penebal semangatku,Untuk mengu…
  • Mengapa Aku TerdiamSetelah kupasang puluhan dustaengkau tersenyum percayaaku terbeliak sengsaraLalu mengapa aku terdiamPadang, Februari 1973Sumber: Horison (Januari, 1975)Analisis …
  • Penganten BaruSungguh bahagia penganten baru,Asyik bercumbu bersukaria,Siang malam tertawa riang,Duduk bersanding diloka gembira.Demikian pula rasa jiwaku,Kalau mulia sudah menjelm…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.