Sumber: Baju Bulan (2013)
Analisis Puisi:
Puisi "Malam Suradal" karya Joko Pinurbo menggambarkan sebuah kisah sederhana tentang seorang tukang becak yang bernama Suradal. Namun, di balik kesederhanaannya, puisi ini mengandung banyak makna dan refleksi tentang kehidupan sehari-hari, tanggung jawab, dan nasib.
Pengorbanan dan Tanggung Jawab Keluarga: Suradal, sang tukang becak, dihadapkan pada tanggung jawab yang berat. Ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, seperti membeli minyak tanah untuk istrinya dan membayar biaya sekolah anaknya. Pengorbanan Suradal untuk keluarganya tercermin dari keputusannya untuk tetap bekerja meskipun tidak mendapat penumpang.
Keadaan Ekonomi yang Sulit: Puisi ini juga mencerminkan realitas kehidupan di daerah perkampungan yang mungkin dilanda kemiskinan dan kesulitan ekonomi. Suradal harus berjuang keras untuk mencari nafkah, dan bahkan saat tidak mendapat penumpang, ia tetap bertahan dan tidak putus asa.
Kehidupan yang Penuh dengan Tantangan: Melalui petugas ronda yang bertanya tentang mayat yang Suradal bawa, puisi ini menyiratkan bahwa kehidupan Suradal penuh dengan tantangan dan situasi yang sulit. Namun, Suradal tetap tenang dan berusaha menemukan solusi atas setiap masalah yang dihadapinya.
Kontras Antara Kehidupan Nyata dan Kehidupan Metaforis: Dalam bait terakhir, Suradal menyebut mayat malam yang akan dia kubur di ladang hujan di belakang rumahnya. Ini bisa dianggap sebagai metafora tentang beban hidup atau kesulitan yang harus dihadapi Suradal setiap hari. Puisi ini menunjukkan bagaimana Suradal, meskipun dihadapkan pada tantangan yang besar, tetap tegar dan berjuang untuk menjalani hidupnya.
Puisi "Malam Suradal" karya Joko Pinurbo adalah sebuah puisi yang sederhana namun penuh dengan makna. Melalui kisah seorang tukang becak yang berjuang untuk mencari nafkah bagi keluarganya, puisi ini menggambarkan realitas kehidupan yang keras dan penuh tantangan di daerah perkampungan.
Puisi: Malam Suradal
Karya: Joko Pinurbo