Puisi: Mobil Merah di Pojok Kuburan (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Mobil Merah di Pojok Kuburan" karya Joko Pinurbo menggambarkan sebuah gambaran yang unik dan kontras antara kehidupan dan kematian, antara ...
Mobil Merah di Pojok Kuburan

Mobil merah di pojok kuburan
menderam-deram menyambut malam.
Lampu dinyalakan, klakson dibunyikan.
Di remang sunyi kembang jepun berguguran.

Lelaki tua sibuk berdandan,
di kaca spion wajahnya terlihat tampan.
Rambutnya harum, licin mengkilat,
lalat yang hinggap bakal terjerembab.

Kadang ia bersiul, dasi dan jas ia rapikan.
Rokok dihisap, asap dikepul-kepulkan.
Telepon genggam tak juga bilang
kapan si dia bakal muncul dari seberang.

Tiba-tiba ia terpana, pandangnya heran:
ada gadis kecil lewat, bersenandung pelan,
mendaki bukit, menyunggi bulan,
sekali-sekali menoleh ke belakang.

Mobil merah di pojok kuburan
serupa mobil-mobilan yang dulu hilang.
Musik dihidupkan, mata dipejamkan.
Di terang sepi kembang jepun bermekaran.

2005

Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)

Analisis Puisi:

Puisi "Mobil Merah di Pojok Kuburan" karya Joko Pinurbo menggambarkan sebuah gambaran yang unik dan kontras antara kehidupan dan kematian, antara kesibukan dunia modern dengan ketenangan kuburan. Melalui penggambaran sebuah mobil merah di pojok kuburan, penyair mengeksplorasi tema-tema tentang kehidupan, kesunyian, dan keabadian.

Tema Utama

  • Kontras antara Kehidupan dan Kematian: Puisi ini memperlihatkan kontras yang kuat antara kesibukan dunia hidup dengan ketenangan kuburan. Mobil merah yang sibuk berdandan dan berbunyi klakson berdiri di tengah-tengah kuburan, menciptakan gambaran yang unik tentang perpaduan antara dunia yang hidup dan dunia yang mati.
  • Ketenangan dan Kesunyian: Meskipun berada di tengah-tengah kuburan, mobil merah tersebut menampilkan suasana yang sepi dan tenang. Lampu dinyalakan, musik dihidupkan, namun suasana tetap sunyi dengan kembang jepun berguguran di remang malam. Hal ini menciptakan kontras antara kesibukan dan keheningan.

Gaya Bahasa

  • Imaji: Penyair menggunakan gambaran-gambaran yang kuat untuk menciptakan suasana yang hidup dan menggambarkan detail-detail seperti lelaki tua yang berdandan, kembang jepun yang berguguran, dan gadis kecil yang bersenandung. Ini menghidupkan suasana puisi dan memperkaya pengalaman pembaca.
  • Kontras: Penggunaan kontras antara kehidupan dan kematian, kesibukan dan keheningan, melalui gambaran sebuah mobil merah di tengah-tengah kuburan, memberikan kedalaman dan kompleksitas pada puisi ini.
Puisi "Mobil Merah di Pojok Kuburan" mengeksplorasi tema-tema tentang kehidupan dan kematian, kesibukan dan keheningan, dengan menggunakan gambaran yang kontras dan kuat. Penyair berhasil menciptakan suasana yang unik dan memukau melalui penggabungan antara gambaran sebuah mobil merah yang sibuk dengan kenyataan ketenangan dan keabadian kuburan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perbedaan antara dunia hidup dan dunia mati, serta tentang keheningan yang bisa kita temui di tengah-tengah kesibukan kehidupan modern.

Puisi: Mobil Merah di Pojok Kuburan
Puisi: Mobil Merah di Pojok Kuburan
Karya: Joko Pinurbo

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • LingkaranDulu, pada masa kanak-kanak, seorang perempuan melemparku ke laut. Membiarkan ikan pari mengasuhku. Sekarang kumuntahkan dagingku sendiri. Akankah kubuang kau ke laut juga…
  • Homo Textualis Telah kulayari laut, sungai. Telah kuceburi kali, selokan, parit-parit, yang mengalir dalam tubuhmu. Kupelajari segala jenis …
  • UlarKubiarkan mereka minum dari lubukkuagar mereka lebih remaja, pun lebih dahaga.Kuhadang keduanya di pintu gerbangsetiap mereka hendak keluarsebab aku tahu sang Wajah nun di sana…
  • Lingsirjejak atas pasirdiusir deras arus airmaut bergulirmatahari pun lingsirdan kau berkata:apa yang tersisa di rongga dadaselain kata, selain cahaya, atau kelam?langit redup sepe…
  • GerabahIa ingat berbulir pasirdan berhelai rambut perempuandan pecahan cangkang kerangyang menyusup ke jasadnyamembuatnya selalu terjagadi dasar bumi.Ia tak ingatmereka musuh atau …
  • Batu yang Bernyanyi (- mengenang Bunda Teresa) "Tuhan," katamu, "bersahabat dengan diam Bunga tumbuh tanpa kata. Bulan bergerak, tanpa beri…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.