Puisi: Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus" menciptakan narasi yang menggugah kesadaran tentang dampak tindakan manusia terhadap alam dan ...
Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus

Tuhan, Ruh segala makna kemerdekaan
jangan hujankan langit
sementara anak manusia
menghitung puncak-puncak karunia-Mu.

Tuhan, Ruh segala makna kedamaian
jangan rontokkan bumi hangat
tak peduli surat kolamku di hutan-hutan
lihat mataku yang besar
sebesar jiwaku yang sabar
jika pun hari lebih panjang dalam kering
karena anak manusia berpesta kelewat lama
matiku bukan apa-apa.

Seekor katak tengah berdialog dengan alam
di antara gemuruh suara penebangan hutan
langit buram turun dalam kolam
katak-katak pun bermunculan di otakku
berdialog sepanjang waktu.

Ditatapnya dunia lewat mataku
didengarnya tembang merdeka lewat telingaku
dibisikkan doa lewat mulutku
katak-katak berkembang biak dalam sukmaku
berdialog sepanjang waktu.

Jakarta, Agustus 1986

Analisis Puisi:

Puisi "Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus" karya Diah Hadaning menyajikan sebuah gambaran yang kaya dan mendalam tentang hubungan antara alam, kemerdekaan, dan refleksi spiritual melalui perspektif seekor katak. Dengan pendekatan yang unik dan simbolik, puisi ini menawarkan kritik sosial dan spiritual yang reflektif, menggambarkan ketergantungan antara manusia, alam, dan kekuatan lebih besar yang mengatur keduanya.

Dialog Alam dan Permohonan Spiritual

Puisi ini dimulai dengan permohonan kepada Tuhan yang disampaikan oleh seekor katak. "Tuhan, Ruh segala makna kemerdekaan / jangan hujankan langit / sementara anak manusia / menghitung puncak-puncak karunia-Mu." Ini mencerminkan keinginan untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian di tengah-tengah perayaan kemerdekaan dan aktivitas manusia yang tidak selalu menyadari dampaknya terhadap alam. Katak, sebagai simbol makhluk kecil dan sederhana, mengungkapkan harapan agar Tuhan menjaga langit dan bumi dari kehancuran yang disebabkan oleh perilaku manusia.

Ketidakpedulian dan Frustrasi

Puisi ini menyiratkan ketidakpedulian manusia terhadap dampak tindakan mereka terhadap lingkungan. "Jangan rontokkan bumi hangat / tak peduli surat kolamku di hutan-hutan" menunjukkan bahwa tindakan manusia seperti penebangan hutan dan kerusakan lingkungan berdampak langsung pada habitat katak. Katak ini merasa frustrasi dengan perubahan yang terjadi, tetapi tetap menunjukkan ketabahan. "Mataku yang besar / sebesar jiwaku yang sabar" menandakan bahwa meskipun katak mungkin kecil dan dianggap remeh, ia memiliki perspektif dan rasa sabar yang mendalam terhadap penderitaan yang dialaminya.

Refleksi dan Kesadaran

"Seekor katak tengah berdialog dengan alam / di antara gemuruh suara penebangan hutan" menunjukkan bahwa katak ini tidak hanya menjadi saksi peristiwa yang terjadi di sekelilingnya tetapi juga terlibat dalam dialog internal dengan dirinya sendiri dan alam. Dialog ini menjadi metafora untuk proses refleksi dan kesadaran yang mendalam tentang kondisi lingkungan dan kemerdekaan yang dirayakan.

Simbolisme dan Keterhubungan

Puisi ini menggunakan simbolisme katak untuk menggambarkan keterhubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan mereka. "Katak-katak berkembang biak dalam sukmaku / berdialog sepanjang waktu" menunjukkan bahwa perjuangan dan doa katak menjadi bagian dari jiwa dan kesadaran penulis. Ini menyoroti bagaimana makhluk-makhluk kecil dan sederhana pun memiliki peran dan suara dalam dialog besar mengenai lingkungan dan kemerdekaan.

Puisi "Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus" adalah puisi yang menyentuh dan reflektif, menggambarkan perjuangan seekor katak dalam menghadapi perubahan lingkungan dan perayaan kemerdekaan manusia. Diah Hadaning berhasil menciptakan narasi yang menggugah kesadaran tentang dampak tindakan manusia terhadap alam dan menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan kedamaian. Puisi ini tidak hanya berfungsi sebagai kritikan sosial tetapi juga sebagai pengingat spiritual tentang tanggung jawab kita terhadap lingkungan dan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam.

Puisi: Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus
Puisi: Doa Seekor Katak Kala Bulan Agustus
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.