Puisi: Gurita (Karya Kinanthi Anggraini)

Puisi "Gurita" karya Kinanthi Anggraini menciptakan gambaran indah tentang hubungan antara seorang ibu dan anaknya melalui penggunaan metafora yang ..
Gurita


Yang melingkar pada kedua sisi
perut mungil yang berisi pagi
tali sejumlah sepuluh kaki
berikat erat di kanan dan kiri
di sanalah pusar bersembunyi
dari tak menentu cuaca berganti

Simpul tali berbentuk pita
mengikat erat di kedua sisinya
setelah minyak telon menghangat
disana serpih remah bedak diikat

tempat ayunan tali rahasia
bercerita kasih perempuan,
bernama bunda.


Juni, 2015

Sumber: Pelajaran Kincir Angin (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Gurita" karya Kinanthi Anggraini adalah karya sastra yang memadukan unsur-unsur alam dan hubungan keluarga dengan bahasa yang kuat dan imajinatif.

Motif Gurita: Gurita dalam puisi ini adalah sebuah metafora yang digunakan untuk menggambarkan perut mungil yang berisi pagi. Gurita adalah hewan laut yang memiliki lengan-lengan panjang yang melingkari mangsanya. Dalam konteks puisi ini, gurita mencerminkan rasa kasih sayang dan perlindungan seorang ibu terhadap anaknya.

Ikatan Keluarga: Puisi ini menggambarkan ikatan kuat antara seorang ibu (atau figur maternal) dan anaknya. Simpul tali yang mengikat di kanan dan kiri perut mungil menciptakan gambaran tentang ikatan yang erat, mungkin mengacu pada ikatan batin antara seorang ibu dan anaknya.

Detil Pagi dan Minyak Telon: Penggunaan pagi dan minyak telon dalam puisi ini menciptakan suasana dan aroma yang memberikan nuansa yang hangat dan menghibur. Ini bisa menggambarkan momen berharga antara ibu dan anaknya, seperti saat ibu merawat dan melindungi anaknya.

Pusar yang Bersembunyi: Pusar yang bersembunyi mungkin menggambarkan asal usul dan awal kehidupan. Ini adalah titik awal bagi kita semua dan bisa dilihat sebagai simbol kelahiran dan koneksi dengan ibu kita.

Bunda dan Kasih Perempuan: Terakhir, puisi ini menciptakan gambaran tentang seorang ibu atau figura maternal (bunda) yang memiliki peran penting dalam kehidupan anaknya. Gurita adalah metafora yang menyampaikan kasih sayang, perlindungan, dan perasaan hangat yang diberikan oleh ibu kepada anaknya.

Puisi "Gurita" menciptakan gambaran indah tentang hubungan antara seorang ibu dan anaknya melalui penggunaan metafora yang unik dan bahasa yang kaya. Ini adalah sebuah penghormatan terhadap kasih sayang ibu dan peran yang dimainkannya dalam kehidupan anak.

Kinanthi Anggraini
Puisi: Gurita
Karya: Kinanthi Anggraini

Biodata Kinanthi Anggraini:
    Kinanthi Anggraini lahir pada tanggal 17 Januari 1989 di Magetan, Jawa Timur.

    Karya-karya Kinanthi Anggraini pernah dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional, antara lain Horison, Media Indonesia, Indopos, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Basis, Sinar Harapan, Banjarmasin Post, Riau Pos, Lampung Post, Solopos, Bali Post, Suara Karya, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Minggu Pagi, Bangka Pos, Majalah Sagang, Malang Post, Joglosemar, Potret, Kanal, Radar Banyuwangi, Radar Bojonegoro, Radar Bekasi, Radar Surabaya, Radar Banjarmasin, Rakyat Sumbar, Persada Sastra, Swara Nasional, Ogan Ilir Ekspres, Bangka Belitung Pos, Harian Haluan, Medan Bisnis, Koran Madura, Mata Banua, Metro Riau, Ekspresi, Pos Bali, Bong-Ang, Hayati, MPA, Puailiggoubat, Suara NTB, Cakrawala, Fajar Sumatera, Jurnal Masterpoem Indonesia, dan Duta Selaparang.

    Puisi-puisi Kinanthi Anggraini terhimpun di dalam buku Mata Elang Biru (2014) dan Bunga-Bunga Bunuh Diri di Babylonia (2018). Karya-karyanya juga diterbitkan dalam cukup banyak buku antologi bersama.

    Nama Kinanthi Anggraini tertulis dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (2017).

    Anda mungkin menyukai postingan ini

    • Berdiri Seorang Ibu Sakit adalah rasa aku tidak pernah mengerti mengapa ada air di kelopak mata. Kalau kau sakit dan rambutmu putih sudah apakah kau seperti aku juga m…
    • Kamis Petang Angin berkesiur lagi. Bagai jutaan ibu yang serentak bangkit dari kuburan [Tsunami] di Aceh dan mencari anak mereka. Sementara para suami jadi batu karang ka…
    • Nasihat Ibu Nasihat ibu tidak selalu diterima anak namun selalu indah mekar dalam merenung ibu tidak memberi batu buat anak yang minta roti. Para satria sejati tidak berseli…
    • Ibu Kaulah gua teduh tempatku bertapa bersamamu Sekian lama Kaulah kawah dari mana aku meluncur dengan perkasa Kaulah bumi yang tergelar lembut bagiku melepas lelah da…
    • Wajah Ibu Pepohon rindang daun adalah engkau, ibu tak lelah mengairi dan mengalirkan embun di musim kemarau engkaulah, wajah yang bukan sekedar wajah semata tengadah…
    • Wajah Ayu Ibuku Bias cahaya dan renungan yang kubaca di atas batu tentang wajah ayu ibuku ada garis warna dan sunyi pada lagu ketika kanak-kanak…
    © 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.