Analisis Puisi:
Puisi "Membisiki Telinga Sendiri" karya W.S. Rendra menggambarkan pemikiran dan pengalaman penyair saat ia berjalan-jalan melalui Pasar Pon dan bertemu dengan berbagai karakter yang hidup dengan semangat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam puisi ini, penyair merenungkan kehidupan, kesedihan, dan keinginan untuk menemukan tempat dalam dunia yang terus berubah.
Kesepian dan Ketidaknyamanan: Puisi ini dimulai dengan deskripsi hari yang kusam dan perasaan biru yang mendalam. Penyair merasa tidak nyaman dengan kenangan yang terus-menerus diputar di radio dan keinginan agar waktu berlalu lebih cepat. Ini menciptakan perasaan kesepian dan kebosanan yang kuat.
Keinginan untuk Bertindak: Penyair merasa harus berbuat sesuatu untuk mengatasi perasaan kesepian dan rasa frustasi. Sebagai respons terhadap perasaannya, ia memutuskan untuk pergi ke Pasar Pon dan menjalani hari dengan semangat.
Gambaran Pasar Pon: Penyair menggambarkan Pasar Pon sebagai tempat yang hidup dengan semangat, di mana orang-orang bekerja keras, berkeringat, dan mengejar cita-cita mereka. Ini menciptakan gambaran tentang kehidupan sehari-hari yang penuh semangat dan rasa optimisme.
Temui Orang-Orang Luar Biasa: Dalam perjalanannya, penyair bertemu dengan berbagai karakter menarik, seperti Mansyur Samin, penyair anak Sumatra, dan Mbah Kasim, penjual jamu. Mereka adalah contoh-contoh individu yang hidup dengan penuh semangat dan kesenangan, meskipun memiliki kesulitan dalam hidup mereka.
Kesimpulan tentang Kehidupan: Penyair menyadari bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan berbagai pengalaman. Dia menemukan inspirasi dari orang-orang yang dia temui di Pasar Pon dan menyadari bahwa meskipun hidup bisa sulit, ada kebahagiaan dan semangat di sekitarnya. Dalam kata-kata terakhir, penyair merenungkan keinginan untuk mengatasi kesedihannya dan menemukan rasa gembira dalam tarian dan kehidupan yang penuh semangat.
Puisi "Membisiki Telinga Sendiri" karya W.S. Rendra menciptakan gambaran tentang perasaan kesepian dan ketidaknyamanan, tetapi juga menyoroti semangat dan kebahagiaan yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penyair menyadari pentingnya bertindak dan menemukan inspirasi dalam orang-orang yang hidup dengan semangat dalam masyarakatnya. Puisi ini adalah perjalanan pemikiran penyair tentang kehidupan, kesedihan, dan semangat.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.